Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menawarkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin jika Rusia memperpanjang kesepakatan biji-bijian Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative), maka akan memperoleh imbalan menghubungkan anak perusahaan bank yang terkena sanksi Rusia ke sistem pembayaran internasional SWIFT.
Rusia telah mengancam untuk tidak memperpanjang Black Sea Grain, yang memungkinkan Ukraina untuk terus mengekspor produk pertaniannya, kecuali jika Barat melonggarkan pembatasannya terhadap ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia. Periode perpanjangan yang disepakati saat ini akan berakhir pada 17 Juli.
Melansir Reuters, tuntutan utama Moskow adalah menghubungkan kembali Bank Pertanian Rusia milik Kremlin ke SWIFT.
Uni Eropa mambatasi bank Rusia dari sistem pembayaran pada 14 Juni di bawah sanksi atas invasi skala penuh ke Ukraina.
UE tidak mempertimbangkan untuk menghapus pembatasan itu tetapi sedang mempertimbangkan opsi untuk menghubungkan anak perusahaan Bank Pertanian Rusia ke SWIFT.
Guterres meminta Putin untuk memperpanjang kesepakatan biji-bijian selama beberapa bulan guna memberikan waktu kepada UE untuk mengatur skema tersebut.
Baca Juga
Kesepakatan biji-bijian, yang ditengahi oleh Turki dan PBB pada Juli 2022, sangat penting dalam mengurangi lonjakan harga pangan global.
Adapun perang habis-habisan Rusia melawan Ukraina, membuat Kyiv yang menjadi salah satu pengekspor biji-bijian utama dunia, kesulitan mengirimkan produk pertanian melalui pelabuhan Laut Hitamnya.