Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Rusia menganggap transfer pesawat tempur F-16 ke Ukraina sebagai ancaman nuklir. Menurutnya jet tempur F-16 punya kapasitas untuk membawa senjata nuklir.
Menurut Lavrov, Rusia telah memberi tahu Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis, juga kekuatan nuklir, bahwa Rusia tidak dapat mengabaikan bahwa pesawat ini membawa senjata nuklir.
"Tidak ada jaminan yang akan membantu di sini,” kata Lavrov dikutip dari Kyiv Independent, Kamis (13/7/2023).
Lavrov mengatakan militer Rusia tidak akan memberi toleransi karena dengan dikirimnya pesawat seperti seperti itu di Ukraina akan dianggap oleh Rusia sebagai ancaman nuklir dari Barat.
Padahal sejauh ini Ukraina belum menerima jet F-16 dari mitra Baratnya, sebuah koalisi internasional untuk melatih pilot Ukraina pada jet tempur canggih secara resmi diumumkan pada KTT NATO di Vilnius minggu ini dan AS mengatakan tetap menyediakan jet untuk Ukraina sebuah prioritas.
Menyusul pengumuman koalisi pada Mei, Lavrov mengatakan pengiriman jet tempur yang dijanjikan oleh beberapa negara Barat adalah eskalasi yang tidak dapat diterima, sebab bisa melemahkan Rusia.
Baca Juga
Adapun Wakil Lavrov Alexander Grushko juga mengklaim pada bulan Mei bahwa negara-negara Barat akan menghadapi risiko besar jika Ukraina menerima pesawat tersebut.
Namun ia tak merinci apa yang dimaksud dengan risiko besar dengan pengiriman jet tempur F-16.