Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan status darurat terhadap banjir bandang yang melanda negara bagian Amerika Serikat, Vermont.
Melansir dari BBC, Rabu (12/7/2023), banjir di kawasan New England tersebut sudah mulai terjadi sejak Minggu (9/7/2023), setelah hujan yang mengguyur selama dua hari.
Gubernur Vermont Phil Scott menyampaikan bahwa beberapa negara bagian di timur laut AS, termasuk negara bagian New York, mengalami banjir yang paling parah dalam lebih dari satu dekade dalam beberapa hari terakhir.
“Kehancuran dan banjir yang kami alami di seluruh Vermont merupakan peristiwa bersejarah dan bencana," katanya.
Bahkan banjir di beberapa bagian negara bagian tersebut telah melampaui banjir yang terjadi saat Badai Tropis Irene pada 2011, yang menewaskan enam orang di Vermont.
Saat ini, tercatat lebih dari 100 penyelamatan warga dari bencana banjir tersebut oleh kru darurat dengan menggunakan perahu. Lebih dari 100 jalan di Vermont ditutup pada hari Selasa karena banjir. Rumah-rumah, pertokoan, dan jalan rusak parah di daerah tersebut.
Baca Juga
Regu penyelamat telah diperkuat oleh tim dari North Carolina, Michigan dan Connecticut. Banyak penyelamatan telah dilakukan di kota Londonderry, Weston, Bridgewater, Andover, Ludlow dan Middlesex.
Meski demikian, perintah darurat dicabut pada hari Selasa di Ibu Kota Vermont, Montpelier, meskipun beberapa jalan masih terendam air setelah Sungai Winooski meluap.
Para pejabat memperkirakan bahwa Bendungan Wrightsville yang berada di hulu ibukota negara bagian Vermont dan dua bendungan lain di negara bagian tersebut yang telah mendekati kapasitasnya tidak akan meluap.
Badan Cuaca Nasional AS memperkirakan akan ada lebih banyak hujan pada hari Kamis dan Jumat di Vermont, namun tidak akan ada hujan lebat.
Pemerintah masih memberlakukan peringatan banjir masih di beberapa bagian New York, Massachusetts, Maine, New Hampshire dan Connecticut.