Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Misteri Aliran Dana Rp243 Miliar untuk Redam Kasus Korupsi Proyek BTS Kominfo

Aliran dana Rp243 miliar disebut sebagai uang untuk meredam kasus korupsi BTS 4G Kominfo menurut Juru Bicara PSI Irma Hutabarat.
Juru Bicara PSI Irma Hutabarat mengatakan sejak terungkapnya kasus BTS Kominfo senilai Rp8,3 triliun pihaknya telah menduga korupsi ini melibatkan banyak orang. Di menyebut ada aliran dana Rp243 miliar sebagai uang untuk meredam kasus korupsi Base Transceiver Station (BTS) 4G BAKTI Kominfo./Instagram @psi_id
Juru Bicara PSI Irma Hutabarat mengatakan sejak terungkapnya kasus BTS Kominfo senilai Rp8,3 triliun pihaknya telah menduga korupsi ini melibatkan banyak orang. Di menyebut ada aliran dana Rp243 miliar sebagai uang untuk meredam kasus korupsi Base Transceiver Station (BTS) 4G BAKTI Kominfo./Instagram @psi_id

Bisnis.com, JAKARTA - Aliran dana sebanyak Rp243 miliar disebut sebagai uang untuk meredam kasus korupsi Base Transceiver Station (BTS) 4G BAKTI Kominfo.

Hal itu diungkap oleh Juru Bicara PSI Irma Hutabarat di media sosial resmi PSI. Dia mengatakan sejak terungkapnya kasus BTS Kominfo senilai Rp8,3 triliun pihaknya telah menduga korupsi ini melibatkan banyak orang.

Kemudian, setelah bergulirnya proses hukum pengadilan korupsi pada akhir Juni 2023 telah mencuatkan nama-nama besar yang diduga terlibat dalam kasus ini.

Misalnya,  terdakwa Irwan Hermawan yang merupakan Direktur PT Solitech Media Synergy sebagai salah satu vendor dalam megaproyek ini mengaku telah menyebarkan uang sebanyak Rp 243 miliar untuk meredam kasus korupsi proyek BTS.

"Kini satu persatu kebenaran mulai menemukan jalannya. Salahnya seorang tersangka Irwan Hermawan komisaris salah satu vendor mengaku menebarkan uang sebanyak Rp243 miliar," katanya dikutip YouTube resmi PSI, Selasa (11/7/2023).

Kemudian, saweran ini menyeret nama-nama terkemuka salah satunya Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo. Irwan mengaku telah memberikan dana Rp27 miliar dalam bentuk mata uang dolar Amerika Serikat (AS) ketika Dito masih menjadi staf khusus Airlangga Hartarto. 

"Sejumlah nama penting salah satunya adalah menpora. Dia mengaku memberikan uang sebesar Rp27 miliar yang dia serahkan dalam bentuk dolar Amerika Serikat. Irwan juga mengaku uang itu dikirim dua kali ke rumah Dito Ariotedjo di Jalan Denpasar, Jakarta Selatan," tambahnya.

Selain Dito, nama penting mulai dari pejabat Kominfo, sejumlah pimpinan, staf ahli kementerian, para pengacara sampai anggota DPR.

Diberitakan sebelumnya, dalam penggalan berita acara pemeriksaan (BAP) Irwan Hermawan sebagai saksi untuk Windi Purnama, diketahui menyebut sebelas nama. Menpora Dito Ariotedjo menjadi orang pertama yang dipanggil pada Senin (3/7/2023).

Dito diduga menerima uang dari Irwan Hermawan senilai Rp27 miliar pada November-Desember 2022. Dari pemeriksaan tersebut, Dito menyebut bahwa dirinya memang ingin cepat-cepat melakukan klarifikasi atas tuduhan tersebut.

“Saya ingin mengklarifikasi dan pernyataan juga secara resmi terkait dengan tuduhan saya menerima Rp27 miliar, bagaimana saya tadi sudah menyampaikan yang saya ketahui dan saya alami,” kata Dito di Kejagung, Senin (3/7/2023).

Setelah memeriksa Dito, Kejagung langsung memanggil Edward Hutahaen yang diduga menerima uang senilai Rp15 Miliar pada Agustus 2022 dari Irwan Hermawan. Pemeriksaan Edward sendiri pada hari Rabu, 5 Juli 2023.

Selanjutnya, Direktur SDM PT Pertamina (Persero) yaitu Erry Sugiharto menjadi orang ketiga yang diperiksa oleh penyidik Kejagung. Dirinya diperiksa pada hari lalu atau Kamis tanggal 6 Juli 2023.

Erry diduga menerima aliran dana senilai Rp10 miliar pada pertengahan tahun 2022 dari Irwan Hermawan terkait kasus BTS Kominfo. 

Setelah tiga orang diperiksa, Kejagung belum mengofirmasi terkait pemanggilan dari delapan orang lainnya terkait dugaan aliran dana tersebut.

Berikut rincian pihak yang diduga menerima aliran dana dari Irwan Hermawan terkait kasus BTS Kominfo yang totalnya Rp243 miliar:

1. April 2021 - Oktober 2022, Staf Menteri Rp10.000.000.000.

2. Desember 2021, Anang Latif Rp3.000.000.000.

3. Pertengahan tahun 2022. POKJA, Feriandi dan Elvano Rp2.300.000.000.

4. Maret 2022 dan Agustus 2022, Latifah Hanum Rp1.700.000.000.

5. Desember 2021 dan pertengahan tahun 2022 Nistra Rp70.000.000.000.

6. Pertengahan tahun 2022, Erry (Pertamina) Rp10.000.000.000.

7. Agustus - Oktober 2022, Windu dan Setyo Rp75.000.000.000.

8. Agustus 2022, Edward Hutahaean Rp15.000.000.000.

9. November- Desember 2022, Dito Ariotedjo Rp 27.000.000.000.

10. Juni-Oktober 2022, Walbertus Wisang Rp 4.000.000.000.

11 Pertengahan 2022, Sadikin Rp 40.000.000.000.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper