Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

500 Hari Perang Rusia-Ukraina: 9.000 Warga Sipil Tewas, 6 Juta Mengungsi

Sebanyak 9.038 warga sipil tewas dan 6 juta lainnya mengungsi dalam 500 hari Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.
Tangkapan layar - Kondisi Kota Bakhmut, Ukraina bagian Timur pada Selasa (9/5/2023), saat berlangsung pertempuran sengit antara pasukan Rusia vs Ukraina. Tentara Rusia melarikan diri dari posisinya saat pertempuran berlangsung/Reuters
Tangkapan layar - Kondisi Kota Bakhmut, Ukraina bagian Timur pada Selasa (9/5/2023), saat berlangsung pertempuran sengit antara pasukan Rusia vs Ukraina. Tentara Rusia melarikan diri dari posisinya saat pertempuran berlangsung/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Sudah 500 hari Rusia melancarkan invasi besar-besarannya ke Ukraina sejak Februari 2022 lalu. Operasi militer khusus yang diharapkan beroperasi dengan cepat, kini masih berlangsung selama 16 bulan lebih. 

Serangan tersebut hingga kini menyebabkan 9.000 lebih korban jiwa dari warga sipil dan 6 juta warga harus mengungsi.

Data mengenai banyaknya pengungsi dan korban akibat serangan tersebut juga tidak diketahui dengan akurat, bahkan bisa lebih banyak dari yang diperkirakan. 

Untuk lebih detailnya, berikut informasi yang telah Bisnis rangkum dari pemberitaan Al Jazeera, Sabtu (8/7/2023).

Lebih dari 6 Juta Pengungsi

Konflik ini menyebabkan krisis pengungsi yang paling cepat sejak perang dunia II. Diketahui 6,3 juta orang terpaksa meninggalkan Ukraina sejak invasi 24 Februari 2022. 

Diketahui sekitar 5,9 juta pengungsi pergi pergi ke negara Eropa lainnya. Tak hanya itu, terdapat 6 juta pengungsi internal di Ukraina. 

Sebagian besar pengungsi sendiri adalah wanita dan anak-anak. Hal ini dikarenakan pria Ukraina yang berusia 18-60 tahun diperintahkan tetap tinggal di negara dan berperang. 

Dari laporan Al Jazeera, banyak dari para pengungsi yang terpaksa meninggalkan rumah mereka. Ada yang berpisah dengan keluarga, berdalih sedang melakukan pencarian harta karun kepada anaknya dan berharap adanya kemenangan sehingga dapat kembali bertemu dengan keluarga.

Ribuan Korban Warga Sipil

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) memperkirakan bahwa 9.083 warga sipil tewas di Ukraina dan 15.779 terluka sejak invasi Rusia. Namun angka-angka tersebut diyakini tidak akurat. 

Menurut data OHCHR, di wilayah yang dikuasai pemerintah Ukraina setidaknya terdapat 20.073 korban jiwa, yakni 7.072 tewas dan 13.001 luka-luka

Lalu di wilayah yang diduduki Rusia, diketahui setidaknya terdapat 4.789 korban dengan 2.011 tewas dan 2.778 luka-luka. 

Korban Militer

Mengestimasi korban militer juga sangat sulit. Salah satu alasannya data yang tepat waktu dan data yang dapat diandalkan sangat terbatas. 

Menurut kementerian pertahanan Ukraina, kerugian personel Rusia mencapai 231.700 tentara ‘dilikuidasi’ pada 5 Juli.

Kemudian, berdasarkan data Badan Intelijen Pertahanan AS yang bocor pada April tahun ini

2023, Rusia mencatatkan sebanyak 189.500 - 223.000 total korban, termasuk 35.500 - 43.000 tewas dalam aksi dan 154.000 - 180.000 terluka.

Menurut AS, Ukraina telah mengalami total hingga 131.000 korban, termasuk hingga 17.500 tewas dalam aksi dan hingga 113.500 terluka dalam aksi.

Kehancuran yang Meluas

Bangunan-bangunan tinggi yang berbekas di seluruh Ukraina telah menjadi ciri khas dari serangan Rusia.

Serangan dari rudal dan pengeboman telah menghancurkan ratusan ribu bangunan dan infrastruktur viral. Hal tersebut meliputi rumah, rumah sakit, pembangkit listrik hingga fasilitas lainnya. 

Kemudian, berdasarkan laporan dari Bank Dunia pada Maret 2023 menyatakan bahwa Ukraina akan menghabiskan US$411 miliar atau setara dengan Rp6,2 kuadriliun untuk memperbaiki kehancuran dari perang. 

Berbagai usaha bisnis diketahui mengalami kerusakan signifikan yang mencapai US$11,3 miliar atau sekitar Rp171 triliun, dan diperkirakan akan terus bertambah. 

Sektor yang biasanya berkembang pesat di Ukraina, yakni pertanian diperkirakan mengalami kerusakan sekitar US$8,7 miliar atau sekitar Rp131 triliun.

Menurut Kyiv School of Economics, tiga properti terbesar yang mengalami kerusakan adalah perumahan, infrastruktur, perusahaan dan industri. 

Kontrol di Ukraina

Jika setahun yang lalu 20 persen wilayah Ukraina dianggap terjajah setelah Rusia. Namun, kini perkiraan tersebut berada di bawah 20 persen. Bahkan beberapa peneliti mengatakan bisa mencapai 17 persen. 

Dalam beberapa bulan pertama, pasukan Rusia dengan cepat menguasai sebagian besar wilayah di sebelah timur laut Ukraina, yakni sekitar ibu kota, Kyiv dan Kharkiv.

Lalu di bagian lain Ukraina, Rusia telah  menguasai daerah sekitar Kherson, Mariupol, dan banyak desa di timur. 

Upaya Rusia kemudian terhambat karena adanya perlawanan dari Ukraina dan permasalahan logistik. Serangan balasan pertama Ukraina kemudian merebut kembali wilayah di sekitar Kharkiv dan Kherson. 

Pada awal Juni, Ukraina kemudian meluncurkan serangan balasan untuk merebut kembali wilayah Timur dan Selatan. Namun kini kemajuannya lambat. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper