Bisnis.com, JAKARTA - Televisi pemerintah Rusia pada Rabu (5/7/2023. menguliti masa lalu Yevgeny Prigozhin, pemimpin tentara bayaran Wagner, dan memperlihatkan rekaman berisi uang rubel, dolar di rumahnya.
Saat ini, Prigozhin diasingkan ke Belarusia akibat pemberontakan bersenjata bulan lalu.
Prigozhin, pendiri kelompok tentara bayaran Wagner, menguasai Kota Rostov-on-Don pada 24 Juni 2023 merebut pusat komando di sana, tempat Rusia mengoordinasikan perangnya di Ukraina, dan mengirim satu barisan pejuang Wagner menuju Moskow sebelum mundur setelah mencapai kesepakatan.
Dalam program yang disebut "60 Minutes" yang disiarkan pada Rabu (5/7/2023) malam di saluran TV negara bagian Rossiya-1, ada sebuah rekaman tentang masa lalu Prigozhin dan pembawa acaranya, anggota parlemen, Yevgeny Popov, menyebut Prigozhin sebagai pengkhianat.
Rekaman tersebut disajikan oleh tamu undangan khusus, jurnalis Eduard Petrov, sebagai bukti masa lalu kriminal Prigozhin dan kemunafikannya dalam menyerukan korupsi di angkatan bersenjata.
Rekaman itu menunjukkan kotak-kotak penuh dengan uang rubel di kantornya dan bundelan dolar di kediaman mewahnya bersama helikopter pribadinya, gudang senjata, koleksi rambut palsu, ruang perawatan medis lengkap, dan koleksi obat-obatan.
Baca Juga
Palu godam, alat yang diduga digunakan Wagner untuk memukul para pengkhianat sampai mati juga muncul dalam rekaman tersebut.
"Tidak ada yang berencana untuk menutup kasus ini. Penyelidikan sedang berlangsung," kata Petrov.
Lebih lanjut, dia menganggap bahwa citra Yevgeny Prigozhin sebagai pahlawan rakyat semuanya dilakukan oleh media yang diberi “makan” oleh Yevgeny Prigozhin," kata Petrov mengacu pada media yang dibiayai oleh Prigozhin.
"Setelah gagal, mereka segera menutup dan melarikan diri."
Dia mengatakan uang tunai senilai 600 juta rubel atau sekitar Rp99,7 miliar telah ditemukan di properti Prigozhin.
"Orang normal tidak bisa memiliki begitu banyak paspor. Mengapa orang ini memiliki kekuatan aneh, seperti pemimpin yang serius dari suatu kelompok kriminal," tanyanya.
Kita perlu mengetahui siapa yang berada di balik pemberontakan, menghukum dan menuntut mereka yang terlibat, tambahnya.