Bisnis.com, JAKARTA - Pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Badan Energi Atom Internasional (IAEA), telah menyerukan peningkatan akses ke pembangkit nuklir Zaporizhzhia yang dikendalikan Rusia di Ukraina selatan.
Moskow dan Kyiv saling menuduh merencanakan tindakan sabotase di fasilitas tenaga nuklir terbesar di Eropa itu, seperti dilansir Aljazeera, pada Kamis (6/7/2023).
IAEA mengatakan bahwa pihaknya sedang mencari akses tambahan ke pembangkit nuklir Zaporizhzhia untuk mengkonfirmasi tidak adanya ranjau atau bahan peledak di lokasi.
Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi menyatakan bahwa ketegangan militer dan aktivitas meningkat di kawasan pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut.
“Dengan ketegangan militer dan aktivitas yang meningkat di kawasan di mana pembangkit listrik tenaga nuklir besar ini berada, para ahli kami harus dapat memverifikasi fakta di lapangan,” katanya.
Dia mengatakan bahwa inspeksi baru-baru ini di lokasi oleh staf IAEA tidak menemukan indikasi ranjau atau bahan peledak yang terlihat.
Akan tetapi, akses tambahan menurutnya akan membantu mengklarifikasi situasi saat ini di lokasi pada saat tuduhan yang belum dikonfirmasi dan tuduhan balasan beredar.
“Secara khusus, akses ke atap unit reaktor 3 dan 4 sangat penting, serta akses ke bagian ruang turbin dan beberapa bagian sistem pendingin di pabrik,” lanjutnya.
Ukraina dan Rusia saling tuduh berencana menyerang pembangkit nuklir Zaporizhzhia, meskipun tidak ada pihak yang memberikan bukti untuk mendukung klaim mereka tentang ancaman yang akan segera terjadi terhadap fasilitas itu.
Pembangkit nuklir Zaporizhzhia telah berada di bawah kendali Rusia sejak awal Maret 2022, berjarak tidak lama setelah invasi Moskow ke Ukraina.
Berdasarkan laporan intelijen, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh pasukan Rusia telah menempatkan benda yang menyerupai bahan peledak di atas beberapa unit pembangkit nuklir untuk mensimulasikan serangan dari luar pada Selasa (4/7/2023) malam.
"Ledakan seharusnya tidak merusak unit daya tetapi dapat menciptakan gambaran penembakan dari Ukraina," kata staf umum angkatan bersenjata Ukraina.