Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Agama (Kemenag) membentuk tim investigasi pelayanan puncak ibadah haji.Tim ini dibentuk bersama dengan Kementerian Haji Arab Saudi.
Pembentukan tim investigasi dilakukan setelah Kemenag mencatat berbagai permasalahan pada periode puncak haji 1444 H di Arafah, Muzdalifah, serta Mina.
Beberapa persoalan yang muncul selama masa puncak haji 1444 H adalah keterlambatan katering untuk jemaah haji, keterlambatan pemberangkatan jemaah dari Muzdalifah ke Mina, hingga kurangnya persediaan air bersih dan alat sanitasi di Mina.
Sementara itu, Yaqut juga menyebut bahwa pembentukan tim investigasi ini menjadi bentuk komitmen pemerintah Indonesia dan Arab Saudi untuk memperbaiki sistem pelayanan haji bagi jemaah Indonesia.
Adapun, Menang berharap hasil investigasi yang dilakukan oleh tim Kemenag RI dan Kementerian Haji Arab Saudi dapat disampaikan kepada publik dalam satu atau dua minggu ke depan.
“Dua hari yang lalu kita bertemu dengan Menteri Haji, untuk menyampaikan beberapa persoalan saat puncak haji. Sebelumnya, kita juga menemui Mashariq untuk melakukan protes yang keras atas pelayanan yang mereka [Mashariq] berikan,” ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangan tertulis, Senin (3/7/2023).
Baca Juga
Seperti diketahui, Menag mengadakan pertemuan dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Taufiq F. Al Rabiah pada Jumat (30/6/2023) untuk membahas masalah layanan haji 2023.
Pertemuan tersebut dilakukan di Kantor Kementerian Haji dan Umrah Makkah sesaat sebelum keduanya menghadiri Hafl al-Haj al-Khitamy 1444 H atau acara perayaan selesainya puncak haj.
Sejumlah masalah yang dialami jemaah haji Indonesia, antara lain keterlambatan pemberangkatan jemaah dari Muzdalifah ke Mina. Jemaah terakhir baru diberangkatkan ke Mina pada pukul 13.30 waktu Arab Saudi.
Hal tersebut menyebabkan jemaah kepanasan saat di Muzdalifah.
Mashariq yang bertanggung jawab dalam mobilisasi jemaah juga gagal memenuhi target untuk segera membawa jemaah haji Indonesia dari Muzdalifah ke Mina.
Masalah lainnya muncul saat jemaah berada di Mina. Sanitasi di sejumlah maktab yang dihuni jemaah haji Indonesia sangat buruk. Air bersih di dapur di sejumlah maktab tidak keluar. Hal ini berakibat pada keterlambatan penyiapan makanan dan distribusinya.