4. Memakai pakaian yang paling bersih dan baik
Memakai pakaian yang paling baik lagi bersih dan suci jika memilikinya. Jika tidak memilikinya maka cukup memakai pakaian yang bersih dan suci.
Akan tetapi sebagian ulama mengatakan byang paling utama adalah memakai pakaian yang putih dan memakai serban.
Dalam Kitab Raudlatut Thalibin dijelaskan:
وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَلْبَسَ أَحْسَنَ مَا يَجِدُهُ مِنَ الثِّيَابِ، وَأَفْضَلُهَا الْبِيضُ، وَيَتَعَمَّمُ. فَإِنْ لَمْ يَجِدْ إِلَّا ثَوْبًا، اسْتُحِبَّ أَنْ يَغْسِلَهُ لِلْجُمُعَةِ وَالْعِيدِ، وَيَسْتَوِي فِي اسْتِحْبَابِ جَمِيعِ مَا ذَكَرْنَاهُ، الْقَاعِدُ فِي بَيْتِهِ، وَالْخَارِجُ إِلَى الصَّلَاةِ، هَذَا حُكْمُ الرِّجَالِ. وَأَمَّا النِّسَاءُ، فَيُكْرَهُ لِذَوَاتِ الْجَمَالِ وَالْهَيْئَةِ الْحُضُورُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْعَجَائِزِ، وَيَتَنَظَّفْنَ بِالْمَاءِ، وَلَا يَتَطَيَّبْنَ، وَلَا يَلْبَسْنَ مَا يُشْهِرُهُنَّ مِنَ الثِّيَابِ، بَلْ يَخْرُجْنَ فِي بِذْلَتِهِنَّ.
Artinya: Disunnahkan memakai pakaian yang paling baik, dan yang lebih utama adalah pakaian warna putih dan juga memakai serban.
Jika hanya memiliki satu pakaian saja, maka tidak apa-apa. Ketentuan ini berlaku bagi kaum laki-laki yang hendak berangkat salat Ied maupun yang tidak.
Sedangkan untuk kaum perempuan cukuplah dia memakai pakaian biasa sebagaimana pakaian sehari-hari, dan janganlah dia berlebih-lebihan dalam berpakaian serta memakai wangi-wangian.
Rasulullah saw, memberi penjelasan tentang memakai pakaian yang paling baik, sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra.
كَانَ يلبس في العيد برد حبرة
Artinya: Rasulullah saw di hari raya memakai burda hibarah (pakaian yang indah berasal dari Yaman).
5. Hendaklah berjalan kaki
Ketika menuju ke masjied ataupun tempat salat hendaklah berjalan kaki karena hal itu lebih utama.
Namun untuk orang yang telah berumur dan orang yang tiedak mampu berjalan, maka boleh saja berangkat dengan menggunakan kendaraan.
Dengan berjalan kaki kita bisa bertegur sapa mengucapkan salam dan juga bisa bermushafahah (bersalam-salaman) sesama kaum muslimin.
Sebagaimana sabda Nabi saw yang diriwayatkan dari Ibnu Umar :
كَانَ يَخْرُجُ إلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا
Artinya: Rasulullah saw berangkat untuk melaksanakan salat Ied dengan berjalan kaki, begitupun ketika pulang tempat salat Ied.
Selain itu, ddianjurkan juga berangkat lebih awal supaya mendapatkan shaf atau barisan depan. Sambil menunggu salat Ied dilaksanakan, kita bisa bertakbir secara bersama-sama di masjied dengan para jamaah yang telah hadir.
Imam Nawawi dalam Kitabnya Raudlatut Thalibin menerangkan anjuran tersebut.
السُّنَّةُ لِقَاصِدِ الْعِيدِ الْمَشْيُ. فَإِنْ ضَعُفَ لِكِبَرٍ، أَوْ مَرَضٍ، فَلَهُ الرُّكُوبُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْقَوْمِ أَنْ يُبَكِّرُوا إِلَى صَلَاةِ الْعِيدِ إِذَا صَلَّوُا الصُّبْحَ، لِيَأْخُذُوا مَجَالِسَهُمْ وَيَنْتَظِرُوا الصَّلَاة
Artinya: Bagi yang hendak salat Ied disunnahkan berangkat dengan berjalan kaki, sedangkan untuk orang yang telah lanjut usia atau tidak mampu berjalan maka boleh dia menggunakan kendaraan.
Disunnahkan juga berangkat lebih awal untuk salat Ied setelah selesai mengerjakan salat subuh, untuk mendapatkan shaf atau barisan depan sembari menunggu dilaksanakannya salat.
6. Baru makan setelah salat
Berbeda dengan Hari Raya Idulfitri, untuk Hari Raya Iduladha disunnahkan makan setelah selesai melaksanakan salat Ied.
Pada masa Nabi saw makanan tersebut berupa kurma yang jumlahnya ganjil, karena makanan pokok orang Arab adalah kurma.
عن بريدة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا يخرج يوم الفطر حتى يطعم ويوم النحر لا يأكل حتي يرجع
Artinya: Diriwayatkan dari Buraiedah ra, Nabi saw tidak keluar pada hari Raya Idulfitri sampai beliau makan, dan pada Hari Raya Iduladha sehingga beliau kembali ke rumah.
Diriwayatkan juga dari Anas ra.
انَّ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَخْرُجُ يوم الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وترا
Artinya: Rasulullah saw tiddak keluar pada Hari Raya Idulfitri sampai beliau makan beberapa kurma yang jumlahnya ganjil.
Namun, jika tidak mendapati kurma, bisa disesuaikan dengan panganan daerahnya.