Bisnis.com, JAKARTA — Jemaah haji mulai diberangkatkan dari Arafah ke Muzdalifah untuk bermalam dan mengumpulkan batu lontar jumrah.
Pemberangkatkan para jemaah dilakukan setelah mereka menjalani wukuf atau berdiam diri di Arafah dalam keadaan ihram pada waktu tergelincirnya matahari pada 9 Zulhijah sampai terbit fajar 10 Zulhijah.
Sebelumnya, para jemaah juga telah terlebih dahulu melaksanakan salat berjamaah Magrib dan Isya pada pukul 19.00 waktu Arab Saudi (WAS).
“Sekitar pukul 19.30 WAS, jemaah mulai diberangkatkan dari Arafah ke Muzdalifah untuk bermalam dan mabit di Muzdalifah termasuk wajib haji,” ujar Juru Bicara PPIH Kemenag Akhmad Fauzin, Selasa (27/6/2023).
Namun demikian, Akhmad menyebut bahwa kewajiban untuk bermalam di Muzdalifah dapat dikecualikan bagi jemaah yang berhalangan secara syar’i atau udzur syar’i. Jemaah yang berhalangan pun tidak akan dikenakan dam (denda).
“Saat di Muzdalifah, jemaah mengambil kantong batu kerikil yang disediakan oleh syarikah, atau mencari sendiri sebanyak 49 (nafar awal) atau 70 (nafar tsani). Mengambil kerikil di Muzdalifah hukumnya sunah,” sambungnya.
Baca Juga
Untuk diketahui, penyelenggaraan ibadah haji 1444 H telah memasuki hari ke-36 pada Selasa (27/6/2023). Pada hari ke-36 ini, para jemaah telah menyelesaikan prosesi wukuf di Arafah.
Selama pelaksanaannya, PPIH menyelenggarakan khutbah wukuf dan salat berjamaah di tenda utama dan di setiap tenda jemaah yang dilaksanakan oleh para pembimbing ibadah.
Dalam keterangan tertulis, Kemenag menyampaikan bahwa khutbah wukuf dilaksanakan setelah salat berjamaah jama’ qashar Zuhur dan Ashar oleh Habib Ali Hasan al Bahar, yang dilanjutkan dengan zikir dan doa wukuf oleh KH. Dr. Aris Nikmatullah.