Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mendapatkan informasi tentang perkembangan situasi di Rusia setelah pernyataan yang dibuat oleh Yevgeny Prigozhin, pemimpin Kelompok Militer Swasta Wagner (PMC).
Melansir dari Pravda, Sabtu (24/6/2023), Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Adam Hodge menyampaikan pihaknya masih memantau situasi, baik pihak sekutu maupun mitra.
"Kami sedang memantau situasi dan akan berkonsultasi dengan sekutu dan mitra mengenai perkembangan ini,” ungkapnya.
Pada Jumat (23/6/2023), Yevgeny Prigozhin mengklaim bahwa tentara reguler Rusia telah meluncurkan serangan rudal ke kamp-kamp belakang kelompok Wagner.
Dia mengklaim bahwa Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu tiba di Rostov, di mana dirinya secara pribadi melakukan operasi untuk memusnahkan tentara bayaran.
Dikatakan, 25.000 orang Wagnerite diduga akan menggulingkan militer Rusia dan menyebutnya sebagai "memulihkan keadilan".
Baca Juga
Prigozhin melanjutkan, bahwa Menteri Pertahanan Rusia Shoigu telah melarikan diri dari Rostov, sementara Kementerian Pertahanan Rusia menyebut informasi itu sebagai provokasi.
Diktator Rusia Vladimir Putin telah diberitahu mengenai konflik antara Yevgeny Prigozhin, pemimpin Grup Wagner, dan Sergei Shoigu. Sebuah kasus kriminal sedang dituduhkan terhadap Prigozhin atas tuduhan menghasut pemberontakan bersenjata.
Kondisi yang terjadi di jalanan Kota Rostov-on-Don, Rusia, diunggah di media sosial Rusia menyusul pernyataan yang dibuat oleh Prigozhin tentang deklarasi perang secara de facto melawan tentara Rusia.
Akibat kondisi yang memanas tersebut, Rusia mulai mendirikan pos-pos pemeriksaan di pintu-pintu masuk ke Moskow.
Di sisi lain, pihak Rusia khususnya Jaksa Agung memberikan perintah, Jumat (23/6/2023), untuk memulai proses pidana secara sah terhadap Prigozhin karena mengorganisir pemberontakan bersenjata.