Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin mengingatkan Barat bahwa pasukannya akan membakar pesawat tempur F-16 buatan Amerika Serikat (AS) yang dipasok ke Ukraina.
Melansir Reuters, Sabtu (17/6/2023), Putin mengatakan perangkat keras yang dipasok Barat seperti tank Leopard buatan Jerman sering dihancurkan pasukan Rusia.
Dia menegaskan, jika Ukraina mendapatkan jet tempur F-16 buatan AS dari sekutunya juga akan dibakar.
“F-16 juga akan terbakar, tidak ada keraguan. Tetapi jika pesawat itu akan ditempatkan di luar Ukraina dan digunakan dalam operasi tempur, kita harus melihat bagaimana dan di mana pesawat itu digunakan dalam operasi tempur melawan kita."
Putin menambahkan bahwa hal itu merupakan “bahaya serius” dan menyeret NATO lebih jauh ke dalam konflik.
Adapun, analis militer independen mengatakan Ukraina telah mengungguli tentara Rusia yang jauh lebih besar dalam hampir 16 bulan perang, memaksanya mundur besar-besaran di sekitar kota Kyiv, Kharkiv dan Kherson.
Baca Juga
Kepala militer Ukraina mengatakan pada hari Jumat (15/6/2023), bahwa pasukan Ukraina yang maju menghadapi "perlawanan putus asa" dari pasukan Rusia di sekitar Kota Bakhmut, yang direbut Rusia bulan lalu setelah pertempuran perang terpanjang.
Ukraina mengatakan telah merebut kembali tujuh desa dan 100 km persegi (38 mil persegi) pada tahap awal serangan balasannya.
Tetapi, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Jumat (15/6/2023), pasukannya telah memukul mundur upaya serangan balik oleh tentara Ukraina di berbagai lokasi garis depan dalam 24 jam terakhir, menimbulkan kerugian besar pada pasukan Kyiv.
Diberitakan sebelumnya, pesawat F-16 yang akan dikirim NATO ke Ukraina mengusung pesan untuk Presiden Rusia bahwa dukungan terhadap Ukraina tidak surut, meski pesawat tidak akan tiba tepat waktu.
Melansir Bloomberg, Jumat (16/6/2023), pesawat bekas disinyalir juga tidak akan cukup untuk membalikkan keadaan dalam perang udara melawan Rusia.
Aliansi NATO menyediakan beberapa senjata tercanggih dan mahal hingga saat ini, dan para pendukung Kyiv akan mengikat militer Ukraina lebih erat dari sebelumnya ke blok tersebut.
Hal itu menunjukkan bahwa Putin telah salah karena mengira dapat bertahan lebih lama di dalam konflik.