Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan bahwa pihak Rusia meneleponnya untuk mengkoordinasikan penggunaan senjata nuklir.
Lukashenko menyatakan informasi itu dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Rossiya-1, pada Selasa (13/6/2023).
"Apakah saya akan melihat-lihat jika perang pecah? Saya menelepon, dan di mana pun dia [Presiden Rusia Vladimir Putin] berada, dia menerima telepon. Dia menelepon, saya menjawab telepon, kapan saja, bahkan saat ini. Jadi apa masalahnya dengan mengoordinasikan semacam serangan?" katanya.
Lukashenko menyampaikan bahwa dalam sambungan telepon, tidak hanya bertanya, tetapi dia selama ini menuntut agar Putin mengembalikan senjata nuklir taktis ke Belarusia.
Dia menekankan bahwa tidak ada yang ingin berperang melawan negara nuklir, dan negara yang memiliki senjata nuklir.
"Kami selalu menjadi target [Barat]. Mereka ingin mencabik-cabik kami sejak tahun 2020," tambahnya, seperti dilansir dari TASS, pada Rabu (14/6/2023).
Baca Juga
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa, atas permintaan Minsk, Moskow akan mengerahkan senjata nuklir taktisnya di Belarusia, pada 25 Maret 2023. Pengerahan senjata nuklir itu mirip dengan yang telah lama dilakukan Amerika Serikat (AS) di wilayah sekutunya.
Seperti yang ditunjukkan oleh pemimpin Rusia itu, pembangunan fasilitas penyimpanan senjata nuklir taktis akan selesai di Belarusia pada 1 Juli.
Moskow telah memberi Minsk sistem rudal taktis Iskander, yang mampu membawa senjata nuklir, dan telah membantu Minsk melengkapi kembali pesawat militernya untuk membawa senjata khusus.
Selain itu, kru dan pilot rudal Belarusia telah menjalani pelatihan di Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pengarahan senjata nuklir dalam pertemuan dengan timpalannya dari Belarusia di Sochi pada 9 Juni lalu.
Pengerahan senjata nuklir Rusia di Belarusia akan segera dimulai setelah fasilitasnya telah siap pada 7-8 Juli mendatang.