Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tiba di Miami Florida dengan jet pribadi pada Senin (12/6/2023) untuk menghadapi tuntutan pidana federal.
Sementara, jajak pendapat Reuters/Ipsos yang baru menemukan sebagian besar rekan-rekannya dari Partai Republik percaya bahwa kasus tersebut bermotivasi politik.
Trump, kandidat terdepan untuk nominasi Partai Republik dalam pemilihan presiden (Pilpres) AS 2024, dijadwalkan berada di gedung pengadilan federal Miami pada hari Selasa (13/6/2023) untuk sidang awal dalam kasus tersebut.
Dituduh secara tidak sah menyimpan dokumen keamanan nasional AS dan berbohong kepada pejabat, Trump telah menyatakan tidak bersalah dan berjanji untuk melanjutkan kampanyenya untuk mendapatkan kembali kursi kepresidenan dalam pemilihan November 2024.
Trump, yang akan berusia 77 tahun pada hari Rabu (14/6/2023), mendarat di Miami pada pukul 14:54 waktu setempat dengan jet pribadi dengan namanya terpampang di sampingnya.
Melansir Channel News Asia, Selasa (13/6/2023), para pendukung berkumpul di luar klub golf terdekat miliknya, tempat dia akan menginap.
Baca Juga
"Saya berharap seluruh negara menonton apa yang dilakukan pihak kiri terhadap Amerika,” tulisnya di platform media sosial Truth Social miliknya sebelum berangkat dari New Jersey.
Masalah Hukum Tak Mempengaruhi Popularitas
Masalah hukum yang membelit Trump tidak memengaruhi popularitasnya di kalangan pemilih Republik.
Sebuah jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis pada hari Senin (12/6/2023) menemukan bahwa 81 persen dari Partai Republik menganggap tuduhan itu bermotivasi politik.
Jajak pendapat tersebut juga menemukan Trump terus memimpin saingannya untuk pencalonan presiden partai dengan selisih yang lebar.
Sekitar 43 persen dari Republikan yang mengidentifikasi diri mengatakan Trump adalah kandidat pilihan mereka, dibandingkan dengan 22 persen yang memilih Gubernur Florida Ron DeSantis, saingan terdekat Trump.
Pada awal Mei, Trump memimpin DeSantis 49 persen menjadi 19 persen, tetapi itu sebelum DeSantis secara resmi mengikuti perlombaan.
Trump menuduh Presiden Joe Biden, seorang Demokrat, mengatur kasus federal untuk melemahkan kampanyenya. Biden menjaga jarak dari kasus tersebut dan menolak mengomentarinya.