Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasib Terkini Pejabat India yang Kuras Bendungan demi Ponsel Samsung Rp18 Juta

Pejabat India viral setelah memerintahkan menguras bendungan hanya karena HP-nya terjatuh.
Bendungan Kherkatta, di negara bagian Chhattisgarh, India tengah
Bendungan Kherkatta, di negara bagian Chhattisgarh, India tengah

Bisnis.com, SOLO - Seorang pejabat pemerintah di India viral setelah bikin dunia gempar. Bagaimana tidak, dia menguras bendungan besar demi ponselnya yang terjatuh.

Dilansir BBC, pejabat India yang bersangkutan kini telah diskors karena mendapatkan kritik keras dari berbagai pihak.

Rajesh Vishwas diketahui datang ke Bendungan Kherkatta, di negara bagian Chhattisgarh, India tengah, pada hari Minggu kemarin.

Saat hendak melakukan selfie, ponsel Vishwas jatuh ke dalam air. Ia kemudian memerintahkan bawahan untuk membantunya menemukan ponsel yang hilang.

Banyak penyelam lokal dikerahkan untuk menemukan ponsel Vishwas. Akan tetapi, setelah senegap tenaga dikerahkan, ponsel pejabat India tersebut belum juga ditemukan.

Setelah penyelam lokal gagal menemukannya, dia membayar pompa diesel untuk dibawa masuk dan menguras air yang ada di dalam bendungan.

Rajesh Vishwas mengklaim jika ponselnya tersebut berisi data pemerintah yang penting dan sensitif. Oleh sebab itu, Vishwas berkeras untuk mendapatkan ponselnya kembali.

Diketahui ponsel milik pejabat India tersebut adalah Samsung yang harganya mencapai 100 ribu rupee atau sekitar Rp18 jutaan.

Butuh waktu tiga hari untuk memompa jutaan liter air keluar dari bendungan. Total air yang dikuras demi mengambil ponsel sang pejabat mencapai 2 juta liter.

Dalam pembelaannya, sang pejabat mengatakan jika dirinya telah mendapat izin lisan dari pejabat setempat untuk mengalirkan air ke kanal terdekat.

Setelah mendapat kritik, Rajesh Vishwas kini ditangguhkan karena dianggap telah memanfaatkan kekuasaan dan buang-buang air.

"Dia telah ditangguhkan sampai penyelidikan. Air adalah sumber daya yang penting dan tidak dapat disia-siakan seperti ini," kata Priyanka Shukla, seorang pejabat distrik Kanker, kepada surat kabar The National.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper