Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah kepala negara mengucapkan selamat atas kemenangan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pemilihan presiden putaran kedua.
Presiden AS Joe Biden mengucapkan selamat atas kemenangan Erdogan setelah hasil resmi keluar.
"Saya berharap dapat terus bekerja sama sebagai Sekutu NATO dalam isu-isu bilateral dan tantangan global bersama,” ungkap Joe Biden di Twitter.
Hubungan AS dengan Turki telah terhambat oleh keberatan Erdogan terhadap Swedia yang bergabung dengan NATO serta hubungan dekat Turki-Rusia dan perbedaan pendapat mengenai Suriah.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak juga mengucapkan selamat kepada Erdogan kemenangannya dalam pilpres Turki.
Perdana Menteri Sunak menegaskan kembali hubungan yang kuat antara Inggris dan Turki, sebagai mitra ekonomi dan sekutu dekat NATO, menurut pernyataan Downing Street.
Baca Juga
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengucapkan selamat kepada Erdogan dan mengharapkan penguatan kemitraan strategis antara Turki dan Ukraina.
"Kami mengandalkan penguatan lebih lanjut dari kemitraan strategis untuk kepentingan negara kami, serta penguatan kerjasama untuk keamanan dan stabilitas Eropa," kata Zelenskiy di Twitter, Senin (29/5/2023).
Presiden Rusia Vladimir Putin juga tak ketiggalan mengucapkan selamat kepada Erdogan. Layanan pers Kremlin menyampaikan informasi terkait ucapan selamat Putin kepada Erdogan itu, pada Minggu (28/5/2023).
"Tuan Erdogan yang terhormat, sahabatku, terimalah ucapan selamat yang tulus atas terpilihnya kembali Anda sebagai presiden," katanya, seperti dilansir dari TASS, pada Senin (29/5/2023).
Putin melalui Telegram menyatakan bahwa kemenangan itu adalah hasil kerja keras Erdogan dan bukti nyata dari rakyat Turki.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan resmi melanjutkan dua dekade kekuasaannya setelah memenangkan pemilihan umum putaran kedua pada Minggu (28/5/2023).
Penantangnya, Kemal Kilicdaroglu, menyebut pemilu ini sebagai "pemilu yang paling tidak adil dalam beberapa tahun terakhir" namun tidak mempermasalahkan hasilnya.
Dilansir dari Reuters pada Senin (29/5), hasil resmi menunjukkan Erdogan menang dengan perolehan 52,1 persen suara, sedangkan Kilicdaroglu memperoleh 47,9 persen suara.
Pemilu ini telah dilihat sebagai salah satu yang paling penting bagi Turki. Pihak oposisi percaya bahwa mereka memiliki peluang besar untuk menggulingkan Erdogan dan membalikkan kebijakan-kebijakannya setelah popularitasnya dilanda krisis biaya hidup.
Sebaliknya, kemenangan ini memperkuat citra Erdogan sebagai sosok yang tak terkalahkan, setelah ia menyusun ulang kebijakan domestik, ekonomi, keamanan, dan luar negeri di negara berpenduduk 85 juta jiwa ini.
Prospek lima tahun lagi masa pemerintahannya merupakan pukulan besar bagi para penentangnya yang menuduhnya merongrong demokrasi saat ia mengumpulkan lebih banyak kekuasaan.
Dalam sebuah pidato kemenangan di Ankara, Erdogan berjanji untuk meninggalkan semua perselisihan dan bersatu di belakang nilai-nilai dan impian nasional, namun kemudian berubah haluan, mengecam pihak oposisi dan menuduh Kilicdaroglu berpihak pada teroris tanpa memberikan bukti.
“Satu-satunya pemenang hari ini adalah Turki. Saya berterima kasih kepada setiap orang yang sekali lagi memberi kami tanggung jawab untuk memerintah negara ini lima tahun lagi," ungkap Erdogan dalam pidato kemenangannya.