Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa Bakhmut tidak diduduki oleh Rusia, kendati ada klaim kendali atas kota tersebut oleh tentara bayaran yang didukung Moskow. Ukraina pun siap melakukan serangan balasan.
Dilansir BBC, Senin (22/5/2023), hal tersebut disampaikan Zelensky secara tegas pada kunjungannya ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Hiroshima, Jepang.
Pernyataan Zelensky yakni merespons pernyataan dari Yevgeny Prighozin, pendiri grup perusahaan militer yang berafiliasi dengan Kremlin, Wagner. Prighozin sebelumnya mengeklaim kemenangan atas pendudukan kota tersebut.
Namun demikian, sumber BBC yang berasal dari militer Ukraina menepis pernyataan tersebut. Militer Ukraina masih menguasai beberapa bangunan yang berada di pinggiran Bakhmut.
Pada konferensi pers di KTT G7, Zelensky tak mau menginformasikan secara terperinci mengenai kondisi Bakhmut. Namun, dia mengatakan bahwa kota yang menjadi lokasi pertempuan terlama dan terparah sejak Agustus itu belum dikuasai Rusia hingga saat ini.
"Tidak ada dua atau tiga pemaknaan dari kata-kata tersebut," ujarnya pada konferensi pers, dikutip dari BBC, Selasa (23/5/2023).
Baca Juga
Saat menghadiri KTT G7 di Hiroshima, dia melihat beberapa kesamaan antara Hiroshima dan Ukraina. Ketika melihat gambar-gambar dari kota bersejarah itu, dia mengatakan bahwa Hiroshima mengingatkannya dengan kondisi Bakhmut saat ini.
Oleh karena itu, Zelensky bersumpah akan ada pembangunan kembali sekaligus pemulihan yang sama di Ukraina.
"Kini Hiroshima telah membangun kembali kota mereka, dan kami bermimpi untuk bisa membangun kembali kota-kota kami," ucapnya.
Sebelumnya pernyataan Zelensky terkait dengan kondisi Bakhmut sempat menimbulkan kebingungan. Dia sebelumnya menyebut Bakhmut saat ini "hanya berada di hati kami saja".
Pihaknya langsung mengklarifikasi pernyataan tersebut dengan mengeklaim bahwa kota Bakhmut belum gugur diduduki oleh Rusia.
Akan tetapi, kondisi di lapangan saat ini menunjukkan bahwa tentara Rusia setidaknya telah mengendalikan sebagian besar kota tersebut. Tentara bayaran milik Grup Wagner telah memusatkan upaya mereka di sana selama berbulan-bulan.
Taktik pertarungan mereka yang tiada henti, termasuk mengirimkan tentara dalam jumlah yang sangat banyak, pada akhirnya secara bertahap mengikis perlawanan dari Kyiv.
Sebaliknya, prajurit Ukraina menolak keras taktik untuk menarik diri. Namun, apabila mereka memutuskan untuk melakukan hal tersebut, maka Rusia telah meraih kemenangan dengan kerugian yang cukup besar. Zelensky pun meminta agar prajuritnya tetap bertahan di wilayah tersebut.
Komandan prajurit Ukraina di wilayah tersebut lalu mengatakan bahwa kekuatan Kyiv di sana telah membuat kemajuan di pinggiran Bakhmut. Mereka mengeklaim tak lama lagi bakal mengepung kota tersebut dari pinggiran.
Jenderal Oleksandr Syrskyi menambahkan bahwa telah menambah jumlah pasukan di barisan depan. Klaim Syrskyi lalu diperkuat dengan pernyataan dari Institut Studi Perang (ISW).
Berdasarkan laporan ISW di lapangan, "rekaman geolokasi" menunjukkan sebuah brigade Ukraina menyerang suatu pasukan Rusia di bagian selatan Klishchiivka, atau sekitar 7 kilometer (km) barat daya Bakhmut.
Analis ISW mengatakan kota itu memiliki nilai strategis yang kecil bagi Moskow, tetapi perebutannya akan menjadi kemenangan simbolis bagi Rusia setelah pertempuran perang terpanjang di Ukraina sejauh ini.
Namun, ketika Rusia berjuang keras untuk mengklaim Kota Severodonetsk dan Lysychansk musim panas lalu, Ukraina segera merebut kembali sebagian wilayah di tempat lain. Untuk itu, strategi serupa diharapkan bisa digunakan untuk mengantisipasi serangan balik.
Dalam analisis terpisah, ISW mengatakan Wagner hanya mampu melanjutkan serangan berkelanjutannya di Kota Bakhmut setelah "pasukan reguler Rusia" mengambil tanggung jawab atas sayap.
Lembaga studi tersebut menilai apabila tentara bayaran Wagner berpegang teguh pada kata-katanya dan menarik pasukannya dari Bakhmut dalam beberapa hari mendatang, maka pasukan militer Rusia akan semakin tidak mungkin untuk melakukan operasi penyerangan lainnya.
Serangan Balik
Sebagai informasi, perang di Ukraina telah mendominasi diskusi selama KTT G7 di Hiroshima, Jepang. Zelensky bahkan bertemu dengan beberapa pemimpin negara sekutu untuk melakukan lobi permintaan bantuan perang.
Keteguhan Zelensky pun berbuah manis. Pada KTT tersebut, Amerika Serikat (AS) mengumumkan bakal memperbolehkan sekutunya untuk menyuplai Ukraina dengan jet tempur, termasuk F-16 buatan AS.
Kendati demikian, belum ada negara yang berkomitmen untuk menyokong Ukraina dengan jet tempur tersebut.
"Kami akan mengusahakannya [suplai jet tempur]. Saya yakin… Saya tidak dapat memberi tahu Anda berapa banyak, ini bukan rahasia, kami benar-benar tidak tahu," ujar Zelensky kepada BBC, ketika ditanya soal dukungan jet tempur dari negara sekutu.
BBC juga menanyakan kapan serangan balik musim semi yang tertunda akan dimulai.
"Rusia akan merasakan ketika kami melakukan serangan balik," jawabnya.