Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

G-7 Lacak dan Siapkan Sanksi untuk Perdagangan Berlian Rusia

Negara anggota G7 sepakat bekerja sama melacak perdagangan berlian Rusia untuk selanjutnya dikenai sanksi.
Seorang karyawan menyiapkan intan kasar untuk dicuci di pusat penyortiran United Selling Organization of Alrosa PJSC di Moskow pada Februari 2019./Bloomberg
Seorang karyawan menyiapkan intan kasar untuk dicuci di pusat penyortiran United Selling Organization of Alrosa PJSC di Moskow pada Februari 2019./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) untuk Kelompok Tujuh Negara (Government Seven/G7) setuju untuk bekerja sama melacak perdagangan berlian Rusia sebagai sanksi yang akan diberikan selanjutnya.

Dikutip melalui Bloomberg, para pemimpin G-7 akan mengadakan pembicaraan tentang tanggapan lebih lanjut terhadap invasi Rusia ke Ukraina selama pertemuan yang dimulai Jumat (19/5/2023) di Kota Hiroshima, Jepang.

Tak hanya itu, G7 juga akan mempertimbangkan bagaimana cara menjatuhkan sanksi terhadap perdagangan berlian Rusia, sebab setiap tahunnya perdagangan tersebut nilainya mencapai US$4 miliar—US$5 miliar. atau sekitar Rp59 triliun hingga Rp74 triliun.

Menurut draf yang dilihat oleh Bloomberg, para pemimpin mengatakan bahwa mereka akan bekerja sama membatasi perdagangan dan penggunaan berlian yang ditambang, diproses, atau diproduksi di Rusia dan mengkoordinasikan langkah-langkah pada masa depan, termasuk melalui teknologi penelusuran.

Salah satu negara anggota G-7 yang akan menghentikan semua impor berlian Rusia adalah Inggris.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak berencana mengumumkan larangan impor berlian Rusia di konferensi tingkat tinggi atau KTT G7 di Hiroshima, Jepang yang digelar pekan ini.

Pemerintah Inggris menyatakan, pihaknya juga akan melarang impor logam dari Rusia termasuk tembaga, aluminium dan nikel untuk mendukung Ukraina dan juga akan menargetkan tambahan 86 orang dan perusahaan dari kompleks industri militer Presiden Rusia Vladimir Putin, selain mereka yang terlibat dalam industri energi, logam, dan perkapalan.

Selain itu, KTT G-7 di Hiroshima akan fokus pada bagaimana cara menekan ekonomi Rusia, sebab meskipun rentetan sanksi telah menghambat pertumbuhan ekonomi dari negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu, tetapi gagal mencegah serangan militer Rusia di Ukraina, bahkan ekonomi Rusia masih didukung oleh ekspor komoditas dan energi ke Negara-negara di luar G-7.

Sebagai bagian dari pernyataannya terkait perang, G-7 juga akan memperjelas bahwa setiap seruan untuk perdamaian harus mencakup penarikan pasukan dan peralatan Rusia secara lengkap dan tanpa syarat dari Ukraina.

Hal ini sejalan dengan posisi Ukraina, tetapi muncul spekulasi bahwa pemerintah di Kyiv akan semakin didesak untuk bernegosiasi dengan Moskow.

Di tingkat Uni Eropa (UE), larangan berlian akan membutuhkan dukungan dari semua negara anggota. Belgia mengatakan akan berpotensi terbuka untuk proposisi, tetapi hanya jika ada mekanisme G-7 yang efektif.

Sekadar informasi, larangan impor tembaga, aluminium, dan nikel Rusia oleh Inggris sebagian besar bersifat simbolis karena Inggris bukan merupakan importir utama atau lokasi pergudangan, sedangkan tindakan keras oleh UE akan berdampak besar bagi pasar logam.

Sementara, aliran komoditas dari Rusia ke Eropa telah menurun sejak perang pecah, produsen logam seperti MMC Norilsk Nickel PJSC dan United Co. Rusal International PJSC terus menjual nikel, tembaga, dan aluminium ke pembeli Eropa.

Politisi telah mewaspadai dampak sanksi logam Rusia pada rantai pasokan barat setelah pengalaman sejak 2018, ketika Amerika Serikat (AS) menjatuhkan hukuman pada Rusal yang memicu kekacauan bagi pabrikan Eropa hingga dicabut pada tahun berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper