Bisnis.com, JAKARTA -- Survei Indikator Politik terbaru menemukan bahwa mayoritas konstituen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memilih bakal calon Presiden (capres) Anies Baswedan.
Hal tersebut ditemukan dalam simulasi tiga nama capres dengan elektabilitas tertinggi, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies, menurut pilihan partai. Dalam simulasi tersebut, sebesar 47,7 persen konstituen PPP tercatat memilih mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
"PPP [mayoritas konstituennya memilih] Anies. Ini jadi isu ya, karena PPP sudah memilih [Ganjar], tetapi konstituen PPP yang memilih Ganjar baru 25 persen," jelas Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi pada pada rilis survei Peta Elektoral Pascadeklarasi Ganjar Pranowo sebagai Capres PDIP dan PPP, Kamis (18/5/2023).
Selain PPP, elektabilitas Anies berdasarkan pilihan partai paling banyak berada di partai-partai Koalisi Perubahan untuk Persatuan yakni Demokrat (46,3 persen), NasDem (46 persen), serta PKS (53,9 persen).
Beberapa partai di luar Koalisi Perubahan selain PPP, juga menunjukkan basis pemilih Anies yang cukup besar. Misalnya, sebanyak 24,3 persen pemilih Golkar dan 25,1 pemilih PAN memilih Anies, atau terbesar setelah Prabowo.
Namun demikian, berdasarkan tren dukungan secara umum terhadap tiga nama bacapres, Anies tercatat memiliki elektabilitas terendah. Dia hanya meraup suara sebesar 21,8 persen, atau lebih rendah dari Ganjar Pranowo 34,4 persen dan Prabowo Subianto 34,8 persen.
Baca Juga
Tren elektabilitas Anies pun tercatat turun khususnya sepanjang 2023. Burhanuddin mengatakan bahwa momentum kenaikan elektabilitas Anies terjadi usai deklarasi NasDem atas pencalonannya pada Pilpres 2024, yang dilakukan akhir 2022 lalu.
"Trennya itu menurun terutama di sepanjang 2023, tetapi penurunan itu bisa jadi berubah. Jadi kita harus berikan benefit of the doubt, jangan-jangan ada perubahan," ucapnya.
Sebagai informasi, survei terbaru Indikator Politik ini dilakukan selama 30 April hingga 5 Mei 2023. Target populasi survei yakni WNI berusiamn 17 tahun ke atas atau sudah menikan dan memiliki ponsel, atau sekitar 83 persen dari populasi nasional.
Namun demikian, Burhanuddin mengaku bahwa 17 persen sisanya yang merupakan kelompok masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah yang tidak memiliki ponsel, tidak terwakili.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode random digit dialing (RDD) dengan 1.200 responden dipilih melalui pembangkitan nomor telepon secara acak. Margin of error diperkirakan sekitar 2,9 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen.