Bisnis.com, JAKARTA -- Rusia membantah telah mengalami kemunduran pencapaian di sejumlah titik pertempuran antara pasukannya dengan Ukraina. Kremlin memastikan bahwa secara umum operasi militer masih sangat terkendali.
Laporan terbaru Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia melaporkan bahwa
pernyataan yang diedarkan di saluran telegram tentang "penerobosan garis pertahanan" oleh pasukan Ukraina di berbagai bagian jalur kontak tidak sesuai dengan kenyataan.
Pada pukul 22.00 11 Mei 2023, tidak ada operasi aktif yang dilakukan ke arah Kupyansk. Pada siang hari, pengelompokan pasukan "Barat" menghentikan tindakan tiga kelompok sabotase dan pengintaian Ukraina.
Sementara itu, di arah Krasno Limansky, kelompok pasukan "Pusat" berhasil menghalau dua serangan oleh kelompok taktis kompi Ukraina di wilayah pemukiman Kremennaya dan Chervonaya Dibrova.
Di arah Donetsk, tiga upaya pengintaian dari pihak Ukraina digagalkan. Sedangkan upaya serangan balik yang dilakukan Angkatan Bersenjata Ukraina terhadap posisi pasukan Rusia berhasil dipukul mundur.
Adapun pasukan penyerangan Rusia dan tentara bayaran Wagner terus berupaya membebaskan bagian barat Artemovsk atau Bakhmut dengan dukungan serangan penerbangan dan artileri.
Baca Juga
Subdivisi dari kelompok pasukan "Selatan" Rusia diklaim secara aktif memblokir Avdiivka dan merebut Maryinka.
Saat ini, lanjut laporan itu, pertempuran sedang berlangsung untuk menghalau serangan unit Angkatan Bersenjata Ukraina ke arah pemukiman Maloilinovka. Tentara dan pesawat serang, serta artileri terlibat. Ukraina disebut menderita kerugian yang signifikan dalam tenaga dan peralatan.
"Tidak ada operasi aktif di arah Zaporozhye dan Kherson. Situasi umum di area operasi militer khusus terkendali."
Rusia saat ini tengah menghadapi ancaman serangan balik dari Ukraina yang tercatat telah memperoleh berbagai senjata modern dari sekutunya di Barat. Sementara Rusia terus menghadapi kemunduran dalam operasi militernya.
Selain karena tingginya jumlah korban dalam peperangan tersebut, pasukan bayaran Rusia atau Wagner yang bertugas bertempur di garis depan Bakhmut juga berulangkali mengeluhkan minimnya pasokan amunisi dari pemerintah Rusia.