Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyinggung soal gubernur yang bertemu tokoh-tokoh buruh, tetapi diliput banyak media dan memamerkannya di media sosial.
Dia mengaku selama menjadi menjadi gubernur DKI Jakarta pada 2017-2022, dirinya kerap menemui perwakilan buruh. Namun, dia tak pernah mengundang media dalam pertemuan itu.
"Saya datang kepada tokoh-tokoh buruh, bicara, enggak ada posting-nya [di media sosial]. Tidak ada mengundang media. Itu bukan atraksi. Kami menghadirkan solusi," ujar Anies di Kantor DPP PKS, Sabtu (6/5/2023).
Di mencontohkan, pada 2020, ketika awal masa pandemi, dirinya mengundang perwakilan buruh dan pengusaha ke kediamannya untuk membahas masalah upah minimum provinsi (UMP).
Saat itu, ekonomi sedang buruk akibat pandemi sehingga mereka coba mencari solusi terbaik untuk semua pihak, buruh maupun pengusaha. Akhirnya, Anies memutuskan menerapkan UMP asimetrik, yaitu pendapatan minimum buruh tak seluruh sama, tetapi disesuaikan berdasarkan sektornya.
Dengan begitu, pada masa pandemi ketika sektor industri kesehatan perekonomiannya meningkat maka pendapatan buruhnya juga harus meningkat. Sebaliknya, ketika industri perhotelan menurut maka pendapatan pekerjanya dapat disesuaikan.
Baca Juga
"Jakarta menjadi satu-satunya provinsi yang mempunyai kebijakan UMP asimetrik," ungkap Anies.
Dia pun mengeklaim kerjanya itu semua dilakukan di balik layar. Dia tak ada mengundang media sebab ingin mencari solusi untuk buruh bukan atraksi politik.
"Gubernur diskusi dengan para buruh untuk mencari solusi keadilan, bukan untuk menciptakan persepsi di luar sana tentang si gubernur," jelasnya.
Sebelumnya, pada peringatan Hari Buruh Internasional alias May Day pada Senin (1/5/2023) lalu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menemui para perwakilan buruh di Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Tengah, Jakarta Selatan.
Saat itu, banyak media yang meliput. Ganjar pun turut mengunggah foto-foto pertemuannya dengan kelompok buruh itu di media sosial miliknya.