Bisnis.com, JAKARTA - Inggris akan melakukan tes perdana layanan peringatan darurat pada hari Minggu (23/4/22).
Nantinya setiap perangkat handphone akan membunyikan alarm keras dan bergetar pada pukul 3 sore atau 9 malam WIB.
Sistem ini mengikuti skema di Kanada, Jepang, Belanda, dan Amerika Serikat. Tujuan penerapan sistem ini yakni untuk memperingatkan publik jika terdapat bahaya.
Mengutip dari Channel News Asia (CNA), nantinya pesan tersebut akan mengatakan "Ini adalah tes Peringatan Darurat, layanan pemerintah Inggris baru yang akan memperingatkan Anda jika ada keadaan darurat yang mengancam jiwa di dekatnya."
Diharapkan nantinya sistem ini dapat memperingatkan masalah seperti banjir ataupun kebakaran yang parah. Handphone akan membunyikan alarm selama 10 detik, walaupun sedang dalam mode senyap.
Sebagaimana diketahui, sistem ini diperkirakan akan mengganggu acara hiburan dan olahraga, seperti pertandingan sepak bola Liga Inggris.
Baca Juga
Selain itu, Penyelenggara Kejuaraan Snooker Dunia akan menghentikan permainan sesaat sebelum peringatan. Society of London Theatre juga telah menyarankan anggotanya untuk memberi tahu penonton agar mematikan ponsel mereka.
Nantinya selama pengujian, pengemudi diperingatkan untuk tidak mengangkat telepon mereka. Orang-orang yang tidak ingin menerima peringatan dapat memilih keluar dari pengaturan perangkat mereka.
"Tetap Tenang dan Lanjutkan. Itu adalah cara Inggris dan itulah yang akan dilakukan negara ketika mereka menerima peringatan tes ini pada pukul 15:00 hari ini," kata Wakil Perdana Menteri Oliver Dowden mengutip dari CNA.
Pro dan Kontra
Mantan menteri, Jacob Rees-Mogg mendesak orang untuk menentang seruan pemerintah dan "mematikan peringatan yang tidak perlu dan mengganggu".
"Ini kembali ke ‘negara pengasuh’ - memperingatkan kita, memberi tahu kita, memanjakan kita ketika sebaliknya mereka seharusnya membiarkan orang melanjutkan hidup mereka," tuturnya.
Surat harian kolumnis Sarah Vine, mantan istri menteri pemerintah Michael Gove juga mengatakan hal ini mengerikan.
“Pemerintah bermaksud untuk mengguncang kandang kolektif kita dengan menyerang ponsel kita - dan privasi kita - dengan sinyal uji daruratnya yang tidak masuk akal. Gagasan itu menakutkan sekaligus melelahkan," tulisnya.
Di lain sisi seorang ahli sistem alarm internasional dan profesor psikologi di University of Plymouth, Judy Edworthy mengatakan bahwa hal ini adalah perkembangan yang positif, bahkan jika penayangan pertamanya dapat mengejutkan orang.
"Jika itu membuat orang melihat ponsel mereka dan membaca pesannya, lalu menindaklanjutinya, itu bisa dikatakan berhasil," tambahnya.
Kemudian, anggota parlemen juga mengkritik keputusan untuk menyerahkan kontrak IT yang menguntungkan untuk sistem peringatan kepada Fujitsu, perusahaan Jepang.
Diketahui bahwa perusahaan tersebut bertanggung jawab atas perangkat lunak yang salah dalam sistem Kantor Pos, yang menyebabkan sub-posmaster yang tidak bersalah menerima vonis penipuan.
Mengutip dari pemberitaan BBC (14/11/22), diketahui bahwa Lebih dari 700 manajer cabang Kantor Pos dihukum ketika perangkat lunak akuntansi yang rusak membuat seolah-olah uang hilang dari situs mereka.
Perangkat lunak tersebut memiliki nama Horizon, yang sebagaimana dikembangkan oleh perusahaan Fujitsu.