Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan bahwa konflik di Ukraina telah mengekspos kemunafikan Barat kepada semua orang.
Dia mengatakan bahwa perang di Ukraina telah mengubah segalanya seperti yang dia sampaikan saat melakukan wawancara dengan TV Prva, pada Kamis (20/4/2023).
"Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom mengatakan kepada saya bahwa perang telah mengubah segalanya. Ya, memang benar, banyak hal telah berubah, dan kami menyadari betapa munafiknya Anda semua [Barat] selama ini," katanya, seperti dilansir dari TASS, Jumat (21/4/2023).
Vucic menekankan bahwa Barat telah mengintimidasi Serbia, bahkan saat kebijakan yang selama ini diterapkan sangat sejalan dengan hukum internasional dan Piagam PBB.
Wakil Perdana Menteri pertama dan Menteri Luar Negeri Serbia Ivica Dacic sebelumnya menyinggung perjanjian Brussel antara Beograd dan Pristina seperti Perjanjian Minsk tentang rekonsiliasi Ukraina.
Vucic menyatakan keprihatinannya bahwa tidak terpenuhinya perjanjian Brussel dapat menyebabkan konflik militer, seperti sabotase Perjanjian Minsk yang pada akhirnya menyebabkan operasi khusus Rusia di Ukraina.
Baca Juga
Mantan Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa Perjanjian Minsk adalah upaya untuk memberikan waktu kepada Ukraina untuk menjadi lebih kuat seperti yang terlihat hari ini. Menurutnya, Ukraina pada 2014-2015 bukanlah Ukraina modern.
"Jelas bagi semua orang bahwa konflik telah terhenti dan masalahnya belum terselesaikan, namun justru inilah yang memberi Ukraina waktu yang sangat berharga," katanya.
Dia menyatakan keraguan bahwa pada saat itu anggota NATO dapat mendukung Kyiv sejauh yang mereka lakukan sekarang.
Meski demikian, belakangan ini mantan Presiden Prancis Francois Hollande membenarkan pernyataan Merkel bahwa kesepakatan Minsk diperlukan untuk memberi Kyiv waktu dalam bersiap untuk menghadapi konflik bersenjata.
Perjanjian Prinsip Pertama yang Mengatur Normalisasi Hubungan antara Beograd dan Pristina, secara informal dikenal sebagai Perjanjian Brussel, yang disimpulkan pada 19 April 2013.
Dokumen ini menetapkan pembentukan Komunitas Kota Serbia, sebuah badan pemerintahan mandiri untuk orang Serbia yang tinggal di Kosovo.
Vucic berulang kali menyatakan bahwa negaranya telah menerapkan bagiannya dari Perjanjian Brussel, sedangkan Kosovo baru mulai menyusun piagam komunitas, tetapi kemudian menangguhkan prosesnya.