Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo resmi jadi Calon Presiden (Capres) dari PDIP. Simak profil Ganjar Pranowo mulai dari masa kecil hingga karir politik.
Status Capres Ganjar Pranowo diumumkan oleh Megawati Soekarnoputri kepada masyarakat dan kader PDIP di Istana Batu Tulis, Bogor dan disiarkan secara virtual, Jumat (21/4/2023).
Ganjar, kepala daera yang ikonik dengan rambut putih tersebut, memang telah lama disebut-sebut sebagai calon potensial untuk pemilihan presiden 2024.
Meski sempat dituding menjadi penyebab dari gagalnya Piala Dunia U-20, Ganjar sempat menjadi politisi yang memiliki elektabilitas tertinggi di Indonesia.
Lantas, seperti apa rekam jejak perjalanan Ganjar Pranowo? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.
Baca Juga
Profil Ganjar Pranowo
Ganjar Pranowo dilahirkan dari keluarga yang sederhana pada tanggal 28 Oktober 1968 lalu di desa lereng Gunung Lawu, Karanganyar.
Melansir dari situs resmi pemerintahan Jateng, sosoknya merupakan anak kelima dari enam bersaudara dari pasangan Pamudji dan Sri Suparni.
Masa Kecil Ganjar Pranowo
Sebelum berhasil menjadi politikus PDI Perjuangan dan menjabat sebagai Gubernur Jateng, nyatanya masa kecil Ganjar tergolong sulit.
“Bapak polisi rendahan, ibu saya ibu rumah tangga. Setiap bulan bapak saya gajian dikasih ibu, langsung diantar ke warung Mbak Yarni. Warungnya masih ada. Mbak Yarni punya buku tebal, sampulnya batik, isinya utang ibu saya,” katanya dalam episode ‘Cerita Anak Kampung, Jumat (21/4/2023).
Selain gaji bapaknya yang selalu habis untuk membayar utang kebutuhan hidup, Ganjar juga mengingat, keluarganya jika ingin bergizi pada tanggal muda, satu telur dibagi empat.
Kendati begitu, Ganjar selalu diajarkan kedispilinan oleh sang Ayah. Bahkan, Ganjar muda pun sudah diajari kemandirian dan sikap yang tangguh. Kesulitan tidak hilang menjelang dia kuliah.
Pendidikan Ganjar Pranowo
Dia bercerita, alasan mengapa dirinya butuh waktu delapan tahun dalam menyelesaikan kuliah, lantaran Ganjar mengalami kendala keuangan saat kuliah di Universitas Gajah Mada.
“Saya langganan minta dispensasi telat bayar SPP ke rektor UGM, ibu saya nangis tahu cerita ini,” kenang Ganjar,” katanya.
Untuk mengatasi hal tersebut, tanpa sepengetahuan sang Ibu, dia pun rela mengajar di beberapa SMA di Yogyakarta demi mendapatkan gaji sebesar Rp35.000 per bulan.
Namun, kesulitannya tidak langsung sirna, lantaran dia harus menabung selama tiga bulan agar biaya SPP bisa terlunasi.
“SPP-nya saya dulu itu Rp90.000. Jadi dapet duit enggak langsung dibayarkan, tabung dulu,” ujarnya.
Kabar baiknya, di akhir masa studi kala dia menjalankan semester akhir, saat saudara kandungnya mulai memiliki penghasilan, dia pun dibantu oleh beberap kakaknya.
“Jadi, kami bersaudara itu saling me-rescue hingga saya berhasil lulus meski lama,” ujar sang lulusan hukum UGM 1995 ini.
Karier Ganjar Pranowo
Sebagai sosok yang juga lulusan pascasarjana Ilmu Politik, kiprah Ganjar di dunia politik tidak diragukan lagi.
Sejak 1996, dirinya telah bergabung menjadi simpatisan PDI.
Menariknya, sebelum benar-benar terjun ke dunia politik, karir Ganjar Pranowo diawali dengan menjadi Konsultan HRD di PT Prakarsa 1995 hingga 1999.
Sampai akhirnya, dia mulai menjadi anggota DPR-RI tahun 2004.Ganjar pun ditugaskan Komisi IV untuk mengawasi bidang Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan dan Pangan pada 2004.
Dari sana, kariernya mulai menanjak ketika dirinya menjadi anggota DPR RI dua kali periode, di mana dia menjadi wakil Ketua Komisi II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dlm Negeri, Otonomi Daerah, Aparatur Negara, Reformasi Birokrasi, Pemilu, Pertanahan Dan Reformasi Agraria) 2009-2013.
Ganjar juga pernah menjabat sebagai anggota Pansus Angket Bank Century di DPR RI 2009-2010.
Tak hanya itu, dirinya pun sempat didapuk sebagai anggota Timwas Century di DPR RI 2010-2013, Ketua Pansus RUU tentang Partai Politik di DPR RI 2007-2009, Ketua Pansus tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD di DPR RI 2007-2009, maupun Anggota Badan Legislasi DPR RI 2004-2010.
Singkat cerita, pada 2013, Ganjar dicalonkan menjadi Gubernur Jawa Tengah.
Kala itu, dia berpasangan dengan Heru Sudjatmiko dan berhasil menang dengan perolehan suara 48,82 persen.
Sukses dengan periode pertama, Ganjar kembali mencalonkan diri pada 2018 berpasangan dengan Taj Yasin.
Dirinya kembali terpilih sebagai Jateng 1 usai menang melawan pasangan Sudirman Said dan Ida Fauziyah.