Bisnis.com, JAKARTA - Media Australia, ABC News, menyoroti kerugian yang dialami oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam upaya penyelamatan pilot Susi Air, Phillip Mark Mehrtens yang saat ini disandera oleh KKB Papua. Ada 30 anggota TNI yang hilang dan masih dalam pencarian.
Informasi awal yang dilaporkan oleh TNI mengatakan ada sekitar 36 tentara yang disiagakan di sebuah pos di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua dalam operasi penyelamatan Phillip.
Dari total tersebut, enam orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia usai separatis bersenjata itu menyerang pasukan tentara Indonesia. Sedangkan, 30 orang anggota lainnya, dinyatakan hilang hingga saat ini.
Seperti diketahui, Phillip yang merupakan seorang pilot Susi Air telah diculik oleh KKB Papua pada 7 Februari 2023 usai pesawat yang diterbangkannya diserbu dan dibakar oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Setelah lebih dari dua bulan berlalu, militer Indonesia pun telah berhasil menemukan lokasi penyaderaan Phillip. Kini, para pemimpin TNI mengatakan pihaknya telah mempersempit lokasi pencarian usai penyerangan KKB Papua pada Sabtu (15/4/2023).
Dalam penyerangan tersebut, KKB mengklaim bahwa mereka telah menewaskan sembilan prajurit TNI. Namun, informasi ini lantas dibantah oleh Kapendam XVII Cenderawasih Kol Kav Herman Taryaman yang mengatakan bahwa hanya ada satu anggota TNI yang tewas dalam kontak senjata di Nduga, Papua.
Baca Juga
Dia juga menuturkan, pihaknya hingga saat ini masih melakukan pencarian pada sekitar 30 tentara yang dinyatakan hilang.
"Kami masih melakukan pencarian, namun hujan lebat, cuaca berkabut, dan kurangnya komunikasi menghambat upaya pencarian dan evakuasi kami," ujarnya dikutip dari ABC News, Selasa (18/4/2023).
Sementara itu, Juru bicara TNI Laksamana Pertama Julius Widjojono mengatakan operasi pencarian akan dilakukan dengan kekuatan maksimal.
Menurut informasi yang diterimanya, pemberontak menghadapi pasukan militer Indonesia ketika mereka mencoba menyisir daerah yang dekat dengan posisi sang pilot.
"TNI tidak pernah mundur satu kali pun dalam menjaga kedaulatan wilayah kita dan ini diterapkan secara konsisten di Papua," jelasnya.
Di sisi lain, Juru Bicara Tentara Pembebasan Papua Barat (TPNPB) Sebby Sambom mengatakan, penyerangan pada Sabtu (15/4/2023) telah menjadi bentuk serangan balas dendam atas pembunuhan dua pemberontak dalam baku tembak dengan militer Indonesia bulan lalu.
Dia mengatakan, sedikitnya sembilan anggota TNI tewas dalam serangan hari itu.
Sambom mengklaim bahwa pihaknya telah mendesak Pemerintah Indonesia untuk menghentikan operasi militernya di Papua seiring bertambahnya jumlah korban akibat berbagai penyerangan tersebut.