Bisnis.com, JAKARTA — Perbincangan mengenai keamanan kecerdasan buatan atau artificial inteligence (AI) sedang hangat akhir-akhir ini. Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang fokus membahas hal tersebut, seiring dengan penggunaan teknologi anyar tersebut di ruang publik.
Melansir Bloomberg pada hari Selasa (11/4/2023), Badan Departemen Perdagangan AS kini membuka penyelidikan bagaimana perusahaan dan regulator dapat memastikan AI dapat dipercaya, legal, dan juga etis.
Penyelidikan oleh Administrasi Komunikasi dan Informasi Nasional (NTIA) juga akan berfokus pada metode terbaik untuk mengaudit sistem AI. Nantinya, penyelidikan ini akan menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk Gedung Putih dan kongres.
“Tujuan dari proses ini adalah untuk menciptakan rekomendasi, berdasarkan apa yang kami dengar dari para ahli di lapangan ini, tentang apa yang pemerintah dapat lakukan untuk memastikan kita mempromosikan inovasi AI yang bertanggung jawab,” kata Alan Davidson, selaku kepala NTIA dalam sebuah wawancara, mengutip dari Bloomberg (11/4/2023).
Menghadapi permasalahan ini, NTIA mengundang perusahaan, kelompok masyarakat sipil, peneliti dan masyarakat umum untuk memberikan pemikirannya.
Kritikus sendiri mengatakan bahwa sistem AI dapat memperpetuasi bias dunia nyata, membingungkan dan menipu konsumen, menyebarkan informasi yang salah, dan bahkan melanggar hukum yang ada jika tidak ada pengawasan pemerintah dan industri yang tepat.
Baca Juga
Upaya NTIA sendiri merupakan inisiatif pemerintah AS terbaru untuk menerapkan standar seputar AI. Tahun lalu, gedung putih juga menerbitkan rancangan “Bill of Rights” dalam AI, yang menyerukan mengenai perlindungan privasi, keamanan yang lebih kuat dan pencegahan diskriminasi.
Institut Standar dan Teknologi Nasional (NIST) menyelesaikan panduan AI sukarela yang mendorong pengembang untuk mengimplementasikan pemeriksaan pada sistem mereka untuk meningkatkan kepercayaan publik pada teknologi tersebut.
Sementara itu, Komisi Perdagangan Federal mengatakan kepada publik bahwa mereka melihat masalah terkait perlindungan konsumen atau antitrust seputar AI.
Davidson mengatakan bahwa proses NTIA akan menambahkan lapisan lain pada pekerjaan yang sudah dilakukan oleh Gedung Putih dan NIST, yang difokuskan khusus pada cara terbaik untuk mengaudit AI.
“Penyelidikan ini membahas bagaimana kita dapat menggunakan kerangka risiko tersebut untuk mempromosikan praktik audit dan penilaian yang baik yang membantu orang mempercayai sistem yang dibangun perusahaan” katanya.
Sebelumnya, Davidson menjelaskan bahwa penyelidikan sedang dikerjakan selama berbulan-bulan sebelum ChatGPT menjadi ramai.
NTIA juga telah menghadapi kritik dikarenakan bertindak lambat dan gagal menggunakan kewenangan sepenuhnya. Namun di lain sisi, Davidson mengatakan bahwa dirinya melihat sebagai misi untuk memastikan NTIA memberikan nasihat yang komprehensif tentang teknologi kepada Gedung Putih dan Kongres.