Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ukraina Masih Krisis, Rusia: Konsekuensi dari Pasokan Senjata Barat

Rusia menilai keputusan negara Barat memasok senjata ke Ukraina mengakibatkan krisis masih berlanjut hingga saat ini
Ukraina Masih Krisis, Rusia: Konsekuensi dari Pasokan Senjata Barat. Tank Leopard 2 buatan Jerman./Bloomberg
Ukraina Masih Krisis, Rusia: Konsekuensi dari Pasokan Senjata Barat. Tank Leopard 2 buatan Jerman./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Utusan Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya mengatakan bahwa krisis yang terjadi di Ukraina menunjukkan bahwa keputusan Barat memasok senjata militer ke Kyiv tidak tepat.

"Negara-negara Barat telah secara konsisten mempromosikan konsep perilaku yang meningkatkan kontrol atas peredaran senjata," katanya, seperti dilansir dari TASS, Selasa (11/4/2023).

Meskipun begitu, krisis di Ukraina yang terjadi saat ini telah memperlihatkan ketidaktulusan Barat terhadap pernyataannya sendiri.

"Krisis yang diprovokasi oleh mereka [Barat] di Ukraina telah menjadi pertunjukan nyata dari ketidaktulusan pernyataan mereka dalam mendukung upaya internasional untuk memerangi proliferasi yang tidak terkendali," lanjutnya. 

Nebenzya mengatakan bahwa Rusia telah berulang kali berupaya menunjukkan konsekuensi yang akan timbul jika Barat menyalurkan senjata ke Ukraina.

"Kami mencatat bahwa terlepas dari pendekatan negara tertentu terhadap apa yang terjadi di Ukraina, risiko ini cukup nyata dan dapat diterapkan di wilayah lain manapun," tambahnya.

Meskipun begitu, Nebenzya menyatakan bahwa kompleks industri militer negara-negara Barat tetap tertarik untuk memasok senjata ke zona konflik. 

“Risiko lain yang tidak begitu jelas, tetapi sangat serius dari pendekatan mereka yang tidak bertanggung jawab terhadap masalah pasokan produk militer adalah hubungan kekerabatan antara industri militer dan pemerintah nasional,” lanjutnya. 

Menurutnya, kini industri militer di negara-negara Barat sama sekali tidak tertarik untuk mengakhiri konflik. 

"Akibatnya, kompleks industri militer negara-negara Barat sama sekali tidak tertarik untuk mengakhiri konflik, dan pemerintah mereka mengambil posisi serupa," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper