Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Canggih, Rusia Pakai Senjata Luar Angkasa dalam Perang Lawan Ukraina

Rusia ternyata menggunakan senjata luar angkasa untuk melakukan penyerangan terhadap Ukraina.
Ilustrasi senjata luar angkasa Rusia/Kari
Ilustrasi senjata luar angkasa Rusia/Kari

Bisnis.com, SOLO - Rusia dikabarkan menggunakan senjata luar angkasa dalam perang Ukraina. Kabar ini muncul setelah seorang jenderal terkemuka di Angkatan Luar Angkasa AS memberikan pernyataan.

Caranya adalah dengan mengganggu sinyal GPS dari satelit GPS Amerika yang digunakan oleh angkatan bersenjata Ukraina.

Menurut Jenderal B. Chance Saltzman, kepala operasi ruang angkasa untuk Angkatan Luar Angkasa AS, Rusia memiliki laser berbasis Bumi yang mampu menyerang satelit, peralatan pengacau elektronik, dan rudal anti-satelit.

“Mereka tidak menunjukkan keraguan untuk menguji sistem ini,” kata Saltzman kepada para hadirin di forum 5 April tentang pertahanan ruang angkasa yang dilakukan oleh Mitchell Institute for Aerospace Studies.

Dengan kemampuan ini, Rusia dianggap memiliki niat untuk menggunakan senjata kontra-ruang dalam konflik yang terjadi dengan Kyiv.

“Dan mereka memiliki niat untuk menggunakan senjata kontra-ruang dalam konflik, seperti yang kita lihat dalam perang di Ukraina. Kami telah melihat serangan dunia maya terhadap penyedia internet satelit serta gangguan SATCOM dan GPS yang terus-menerus," ia menambahkan.

Rusia telah menargetkan sistem GPS Navstar, yang dioperasikan oleh Angkatan Luar Angkasa dan tersedia untuk sejumlah negara lain.

“Luar angkasa adalah … tidak dapat disangkal merupakan domain perang yang diperebutkan,” kata Saltzman.

Kekacauan ini kemudian membuat Ukraina kehilangan kendali atas GPS mereka sehingga penerimaan sinyal lemah. Ini tentu berdampak pada strategi militer di lapangan.

“Ukraina mungkin tidak dapat menggunakan GPS karena ada pengacau di sekitarnya yang mencegah mereka menerima sinyal yang dapat digunakan,” kata Jenderal Angkatan Luar Angkasa David Thompson dalam sebuah wawancara di waktu itu.

Rusia melakukan uji coba besar senjata anti-satelitnya pada November 2021 tetapi sejauh ini belum bergerak untuk menghancurkan satelit. Kehati-hatian itu kemungkinan karena perhitungan risiko, menurut Anne Maruin, seorang peneliti geopolitik untuk Angkatan Udara Prancis.

Menurut Maurin, Rusia memang memiliki lebih sedikit aset antariksa daripada Amerika Serikat atau China.

Akan tetapi pemerintahan Vladimir Putin tampaknya bergerak maju untuk kemudian menggunakan sedikitnya aset yang mereka punya dalam peperangan. Ini sekaligus memecundangi AS dan sekutu Baratnya.

“Dalam situasi di mana perlu untuk membantu angkatan bersenjata kami, kami memiliki sumber daya yang cukup sederhana. Ini membuat saya khawatir secara pribadi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper