Bisnis.com, JAKARTA - Rusia sempat dituduh menjadi biang kerok bocornya dokumen rahasia militer Amerika Serikat.
Dalam dokumen rahasia militer Amerika Serikat yang bocor terdapat beberapa dokumen yang diberi tanda “Rahasia” atau “Sangat Rahasia”.
Melansir dari Reuters (11/4/2023), dokumen tersebut berisi mengenai presentasi sensitif mengenai bagaimana perang di Ukraina berjalan pada bulan Februari dan Maret di tahun ini.
Pentagon, pada hari Senin mengatakan bahwa dokumen tersebut mirip dengan laporan harian yang diberikan kepada para pemimpin senior dan juga pembaruan intelijen, meskipun ada beberapa ketidakakuratan.
Ini membuat dugaan nakal muncul jika ada kemungkinan yang membocorkan dokumen rahasia adalah penduduk AS sendiri, bukannya Rusia seperti yang semua dituduhkan.
Dalam dokumen tersebut diketahui bahwa terdapat tanda klasifikasi NONFORN, yang dimaksud bahan tersebut tidak dapat dibagikan dengan agensi intelijen asing.
Namun, pengecualian pada bahan-bahan yang diberikan tanda FVEY atau Five Eyes, mengacu pada layanan mata-mata negara negara berbahasa inggris seperti Kanada, Inggris, Australia dan Selandia Baru.
Baca Juga
Kemudian, dikarenakan tidak semua dokumen diberikan tanda FVEY, maka pejabat AS mempercayai bahwa pelaku bocornya diduga adalah warga Amerika.
Di lain sisi, beberapa dokumen juga diberikan tanda FISA, yang berarti dikumpulkan di bahwa Undang-Undang pengawasan Intelijen Asing.
Undang-undang tersebut diketahui adalah hukum yang mengatur pemantauan komunikasi elektronik di Amerika Serikat.
Mengapa Dokumen Rahasia Militer AS Dapat Bocor?
Mengenai mengapa dokumen-dokumen tersebut dapat bocor ke publik, pejabat AS sendiri masih belum mengetahui lebih lanjut.
Berdasarkan dari gambar-gambar dokumen, dokumen tersebut tampaknya sudah kusut. Kondisi tersebut menunjukan bahwa dokumen mungkin telah dilipat untuk disembunyikan, sebelum di bawa ke tempat-tempat rahasia di mana bahan-bahan tersebut disimpan dan di foto dan diposting di situs media sosial.
Diketahui bahwa platform dimana dokumen rahasia tersebut terkuak adalah melalui Discord, 4Chan, Twitter dan juga Telegram.
Berdasarkan investigasi Bellingcat, telah ditemukan bukti bahwa setidaknya sebagian dari dokumen-dokumen tersebut sudah muncul di media sosial sejak Maret atau bahkan di bulan Januari.
Mengutip dari Reuters (11/4) Bellingcat menelusuri referensi awal tentang bocornya dokumen tersebut ke server Discord yang kini sudah tidak aktif, dan mengutip tiga pengguna terdahulu yang mengatakan bahwa sejumlah besar dokumen telah dibagikan di sana.