Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ali Ahmad merespons surat pengunduran diri Connie Rahakundini Bakrie dari keanggotaan Dewan Pakar NasDem.
Ali menilai, Connie tidak memiliki hak untuk mengajukan surat pengunduran diri dari Dewan Pakar NasDem. Pasalnya perempuan berumur 58 tahun tersebut bukanlah anggota dari partai yang dipimpin oleh Surya Paloh.
Menurutnya, tak masuk akal jika seseorang menduduki posisi sebagai Dewan Pakar suatu partai namun bukan anggota yang bernaung di partai tersebut.
“Jadi dia menjadi pengurus partai tapi bukan anggota partai, masuk akal enggak? Ibu Connie bukan anggota Partai NasDem, jadi tidak perlu mengundurkan diri dari NasDem,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Senin (3/4/2023).
Seperti diketahui, Connie menyatakan mundur dari keanggotaan Dewan Pakar NasDem. Hal ini disampaikan Connie kepada Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh melalui surat pengunduran diri tertanggal 2 April 2023.
Diketahui, dirinya diangkat menjadi Dewan Pakar NasDem melalui jalur non-partai. Hal tersebut juga dipertegaa oleh Connie melalui surat pengunduran diri yang diajukannya.
Baca Juga
“Bersama dengan ini, saya Dr. Connie Rahakundini Bakrie, anggota Dewan Pakar DPP Partai Nasdem (jalur NonAnggota Partai), sesuai Surat Penunjukan Anggota Dewan Pakar yanq ditanda tangani oleh Ketua Dewan Pakar Prof.
Dr. Siti Nurbaya Bakar, Msc, menyampaikan pengunduran diri saya dari kegiatan dan posisi saya di Dewan Pakar DPP Partai Nasdem,” tulisnya dikutip Senin (3/4/2023).
Melalui surat tersebut, Connie menyebut ketidaksesuain ideologis di antara dirinya dan NasDem menjadi alasan utama perempuan kelahiran Bandung ini mundur dari keanggotaan Dewan Pakar NasDem.
Perbedaan itu, ujarnya, membuat dirinya lebih memilih untuk mengikuti jejak beberapa seniornya yakni Siswono Yudo Husodo dan Enggartiasto Lukito untuk meninggalkan perannya sebagai Dewan Pakar.
“Untuk meninggalkan peran dan keberadaan saya di DPP Partai Nasdem yang menurut saya pada ujungnya menunjukkan ketidak-sesuaian secara ideologis didalam lingkungan berorientasi 'flying high - playing cheap’, yang terus semakin terasa,” sambungnya