Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TikTok Dilarang, Bisnis UMKM di Amerika Terancam Bangkrut

TikTok menjadi situs banyak orang dalam meraup pendapatan. Usulan soal larangan aplikasi ini bisa berdampak pada bisnis kecil AS.
Logo aplikasi media sosial TikTok yang dikelola oleh ByteDance./Bloomberg-Brent Lewin
Logo aplikasi media sosial TikTok yang dikelola oleh ByteDance./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA - Bagi sejumlah orang, TikTok adalah jalan meraup keuntungan. Lantas, ketika ada larangan, maka semuanya bisa hilang. 

Kabar soal anggota parlemen AS  yang megusulkan larangan TikTok, aplikasi media sosial yang dimiliki oleh perusahaan asal China, ByteDance memang terus bergulir.

Meskipun, sejauh ini belum ada keputusan resmi tentang pemblokiran ini, namun usulan tersebut menimbulkan kekhawatiran dan pukulan telak bagi banyak bisnis kecil AS, karena TikTok telah menjadi platform populer dalam menjangkau pelanggan potensial

Hal ini dirasakan Lauren Wyman, sebagai mantan karyawan, dirinya menemukan pelipur lara dalam meluncurkan bisnis kecil gotik dan pakaian alternatif. 

Dia awalnya membuat akun Facebook dan Instagram untuk tokonya, Dark Mother Clothing, tetapi hanya menghasilkan penjualan US$5.000 atau setara dengan Rp75,4 juta hingga US$6.000 atau setara dengan Rp90,4 juta pada tahun pertamanya, yaitu 2019. 

Akhirnya, Wyman yang berusia 32 tahun ini, bergabung dengan TikTok pada awal pandemi, meluncurkan produk baru dan memposting beberapa video yang menjadi viral. Pada tahun 2022, dia meraup US$217.000 atau setara dengan Rp3,2 miliar. 

“Banyak orang yang menggunakan aplikasi ini untuk membantu diri mereka dengan cara membuka usaha kecil. Sehingga, para tunawisma, orang yang pensiun tetap bisa mendapatkan uang dengan cara yang kreatif,” ungkapnya dilansir dari SCMP, Rabu (29/3/2023). 

Kellis Landrum, salah satu pendiri agen pemasaran Los Angeles True North Social, mengatakan TikTok yang menjadi aplikasi terpopuler di AS, memang menawarkan jangkauan organik terluas 

“Banyak bisnis kecil telah memanfaatkan popularitas TikTok untuk mempromosikan produk mereka dan menjangkau pasar yang lebih luas. Hal yang tidak didapatkan jika mereka memasarkannya melaluui saluran pemasaran tradisional,” ungkapnya 

Sebuah perusahaan desain alat tulis dan peralatan rumah tangga juga mengatakan, pihaknya telah melihat korelasi langsung antara video TikTok dan penjualan. 

Bisnis yang dirinya bangun pada 2019 ini, menuai kesuksesan pada Juni 2022, kala videonya viral hingga day planner yang ditonton 2,9 juta kali itu mempengaruhi hasil penjualannya yang tembus lebih dari 2.000 produk dalam dua hari.

“Saya dapat melihat penjualan saya meningkat akibat video saya yang viral,” kata Burns.

Bahkan, pada 2022, dia sukses menjual hingga US$1 juta atau setara dengan Rp15,08 miliar melalui situs webnya. Sejak saat itu, agar pendapatannya makin mocer, dia pun memantapkan diri untuk memperluas bisnisnya menjadi grosir dan membuka etalase di Durham, North Carolina. 

Melalui bisnisnya, yang telah dia jalankan secara penuh, kini dia mampu melunasi sebagian besar pinjaman mahasiswanya dan membeli rumah.

Di sisi lain, adapula Christina Ha yang turut merasakan jika TikTok mengubah nasib hidupnya. Kala itu, dirinya bekerja sebagai cat rescue atau tim penyelamat kucing yang berbasis di New York. 

Pada akhir tahun 2020, dia bercerita kalau dirinya mulai memposting video orang tuanya yang sudah pensiun berinteraksi dengan beberapa anak kucing asuhnya.

Ketika dia memposting video tentang orang tuanya menjahit tempat tidur kucing untuk mendukung pekerjaan penyelamatannya, penontonnya saat itu sangat antusias dalam memberikan dukungan. Hingga donasi dari penonton pun, membuat dirinya berhasil mengumpulkan US$20.000 atau setara dengan Rp301,6 juta dalam satu minggu.

“Itu gila dan agak tidak terduga. Konten itu saya buat iseng,” katanya. 

Sebuah video yang dia posting bulan ini, dengan judul “Sehari dalam hidup ayah saya yang berusia 76 tahun” juga mendapat 10,2 juta penayangan – dan penjualan tempat tidur kucing lainnya senilai US$30.000. 

Dia juga menerima banyak pengunjung Meow Parlour yang telah mendaftar untuk mengasuh dan mengadopsi kucing dan menjadi donatur bulanan untuk organisasi nirlaba tersebut.

“TikTok sangat luar biasa. Komunitas platform ini sangat punya rasa empati tinggi, kekuatan besar, yang tidak saya temukan di media sosial lainnya,” ujarnya. 

Bahkan bisnis berupa pembersihan tong sampah dan perbaikan karpet, nyatanya telah mendapat pasar tersendiri di TikTok .

Carpet Repair Guys di San Francisco Bay Area Josh Nolan mengatakan dia bergabung dengan TikTok setelah seorang teknisi mengatakan kepadanya bahwa dia perlu menggunakan media sosial untuk pekerjaan yang telah dirinya lakoni hampir dua dekade. 

Terbukti, lewat TikTok pekerjaannya mencuri perhatian banyak publik. Dia sekarang memiliki lebih dari 850.000 pengikut serta mendapatkan penghasilan tambahan melalui sponsor merek.

Para pengusaha kini berharap agar pemerintah dapat menemukan solusi yang tepat untuk menjaga keamanaan data pengguna tanpa menghancurkan bisnis kecil yang bergantung pada aplikasi ini. 

"Ingin beralih tetapi juga takut, karena di TikTok saya telah memiliki lebih dari 125.000 pengikut. Sementara di Instagram, saya hanya memiliki 17.000 itu risiko besar yang harus diambil," kata Lauren Wyman, pebisnis fesyen asal AS. 

Sebagai bagian dari kampanye perusahaan untuk mengubah keputusan anggota parlemen, TikTok bahkan membayar sekelompok TikToker untuk melakukan perjalanan ke Washington menjelang kesaksian Chew untuk memprotes potensi larangan aplikasi kesayangan mereka. Chew sendiri memposting TikTok yang mengimbau massa beberapa hari sebelum kesaksiannya.

Tentu, tanpa akses ke TikTok, pemilik usaha kecil akan memfokuskan upaya mereka di Instagram, di mana mereka biasanya  memposting ulang konten dari TikTok ke platform milikMeta tersebut.

“Instagram tidak banyak membantu saya sebagai kreator atau bisnis kecil. Saya telah menggunakan alat mereka, saya telah mencoba iklan mereka. Platformnya tidak sehebat TikTok dalam menemukan audience,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper