Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hadir dalam acara buka bersama di Kantor NasDem, Jakarta Pusat, Sabtu (26/3/2023) kemarin. Airlangga merupakan satu-satunya elite Koalisi Indonesia Bersatu alias KIB yang datang ke acara tersebut.
Berdasarkan foto yang diunggah Airlangga dalam Instagram resminya, eks Menteri Perindustrian itu tampak duduk akrab berdampingan dengan para elite Koalisi Perubahan dan Persatuan atau KPP yang merupakan koalisi partai pendukung bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan.
Elite KPP yang hadir dalam acara tersebut antara lain Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Anies Baswedan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Aboe Bakar Al Habsyi dari PKS.
Selain itu, tampak pula sosok mantan Wakil Presiden dan tokoh senior Partai Golkar Jusuf Kalla. Jusuf Kalla bahkan duduk berdampingan dengan Airlangga dalam momen tersebut.
Kedatangan Airlangga di acara tersebut terjadi ketika isu tentang kemungkikan merapatnya ketua umum partai politik ke Koalisi Perubahan. Pernyataan itu diungkapkan oleh Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Mohamad Sohibul Iman.
"Sekarang ada beberapa pimpinan partai yang ingin merapat. Syarat mereka ketua umumnya menjadi calon wakil presiden alias cawapres," ungkap Sohibul di Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2023).
Baca Juga
Sohibul tak menjelaskan siapa sosok ketua umum yang bakal merapat ke koalisi yang baru saja dideklrasikan itu. Namun demikian, baru sehari berselang, Airlangga muncul dalam acara buka bersama yang mayoritas dihadiri pendukung Anies Baswedan.
Airlangga adalah Ketua Umum Partai Golkar, salah satu penguasa parlemen saat ini. Partai Golkar saat ini tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu alias KIB. Meski telah mendeklarasikan sebagai koalisi namun hingga detik ini, KIB belum memastikan akan mengusung siapa dalam Pemilihan Presiden alias Pilpres 2024.
Meski demikian, internal Golkar sejatinya telah sepakat untuk mengusung Airlangga sebagai capres 2024. Hanya saja, nama Menteri Koordinator Perekonomian itu kalah tenar dan tidak laku secara elektoral. Hampir semua lembaga survei, menempatkan Airlangga di posisi terendah tokoh yang memiliki elektabilitas sebagai capres.
Polling terbaru Indikator Politik Indonesia, Airlangga hanya memiliki elektabilitas 3 persen dalam simulasi 19 nama. Elektabilitas Airlangga tak hanya lebih rendah dibandingkan Ganjar, Prabowo dan Anies, dengan Puan Maharani dan Bahlil Lahadalia saja kalah.
Begitupula dengan simulasi 10 nama, sosok Airlangga menempati posisi juru kunci dengan elektabilitas sebanyak 2 persen persis di bawah Ketua DPR Puan Maharani.
Pemilih Golkar Pilih Anies
Menariknya, kendati sampai saat ini Airlangga belum menentukan arah dukungan, mayoritas pemilih Golkar justru mendukung Anies Baswedan sebagai capres.
Hal itu terungkap melalui hasil polling Indikator Politik terkait elektabilitas calon presiden (capres) yang kemungkinan akan berkontestasi dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Survei Indikator menunjukkan bahwa responden Partai Golkar yang mendukung Anies Baswedan mencapai 38,1 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dukungan mereka kepada Ganjar dan Prabowo. Ganjar dan Prabowo masing-masing memperoleh dukungan sebanyak 15,8 persen dan 18,3 persen.
Kendati demikian, Ganjar tetap memiliki peluang maju karena mayoritas responden PDI Perjuangan alias PDIP solid mendukungnya. Total responden PDIP yang menyatakan mendukung Ganjar sebanyak 61 persen. Sisanya sebanyak 13,5 persen mendukung Prabowo Subianto dan 8,7 persen responden PDIP mendukung Anies Baswedan.
Sementara itu responden Partai Gerindra, mayoritas dukungannya kepada Prabowo Subianto dengan persentase mencapai 53,6 persen. Ganjar Pranowo hanya memperoleh dukungan sebesar 9,6 persen dari responden Gerindra. Anies cukup mengejutkan karena mampu mengeruk suara dari responden Gerindra sebesar 24,4 persen.
Selain tiga partai tersebut, dukungan partai terhadap para kandidat bakal calon presiden itu beragam. Responden Partai Demokrat misalnya, hanya 23 persen yang mendukung Anies Baswedan. Pasalnya suara Demokrat masih terpecah kepada Ganjar sebanyak 16,6 persen dan Prabowo 16,1 persen.
Sementara itu, pemilih PKB mayoritas mendukung Prabowo Subianto dengan persentase 35,4 persen. Ganjar berada di urutan ke dua dengan angka 33,9 persen. Sedangkan Anies hanya memperoleh suara dari partai yang berbasis massa kaum Nahdliyin itu sebanyak 11,9 persen.
Menariknya responden Partai NasDem dan PKS mulai solid mendukung Anies Baswedan. Angkanya masing-masing sebanyak 53,7 persen dan 48,4 persen. Ganjar hanya memperoleh dukungan sebanyak 21,2 persen dari responden Nasdem. Sedangkan Prabowo 8,7 persen.
Prabowo juga hampir dipastikan ditinggal pemilih dari PKS karena hanya memperoleh dukungan sebanyak 22,9 persen. Responden PKS yang mendukung Ganjar sebanyak 13,1 persen.