Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gagal Dibeli Menhan Prabowo, Jet Tempur F-16 Buatan AS Tetap Laris Manis di Pasaran

Perusahaan asal AS, Lockheed Martin, tampaknya sedang berbahagia dengan penjualan jet tempur F-16 mereka.
Pesawat jet tempur F-16/Reuters
Pesawat jet tempur F-16/Reuters

Bisnis.com, SOLO - Jet tempur F-16 buatan perusahaan AS, Lockheed Martin, masih menjadi salah satu produk terlaris di dunia.

Dilansir dari Sephrad Media, daftar negara yang ingin mendapatkan jet terus bertambah, termasuk Ukraina yang memang sedang mencari jet tempur baru.

Hingga tahun 2023 ini, Lockheed Martin telah memproduksi 128 jet tempur F-16. Dan kini, perusahaan tersebut akan meningkatkan produksi jet tempurnya menjadi 148.

Meski demikian versi F-16 yang banyak dicari juga bukan sembarangan. Sebab kebanyakan negara peminat mencari veris terbaru dari jet tempur buatan Lockheed Martin tersebut.

Ialah F -16 Block 70/72 atau yang juga disebut sebagai F-16V. Jet tempur ini merupakan versi terbaru dan paling dicari dari pesawat tempur buatan perusahaan AS ini.

Meski demikian, Ukraina dipastikan tidak mendapat versi ini karena AS "hanya" akan mengirimkan versi yang lebih tua.

Fitur Block 70/72 telah mengalami peningkatan dari berbagai sektor. Ini termasuk teknologi avionik tingkat lanjut, radar AESA APG-83, kokpit yang dimodernisasi, tangki bahan bakar konformal, sistem Penghindaran Benturan Tanah Otomatis dan banyak lainnya.

Lockheed Martin juga mengembangkan F-16V sebagai alternatif pesawat tempur canggih yang dapat memanfaatkan infrastruktur produksi yang ada dan jaringan dukungan global.

Menurut pabrikan, peningkatan struktural dan kemampuan memastikan F-16 dapat terbang dan bertempur hingga tahun 2070 dan seterusnya.

Ini berarti 50% lebih lama dari produksi pesawat F-16 sebelumnya.

Meski perusahaan mengalami kesulitan dengan produksi pesawat dalam beberapa tahun terakhir, Lockheed Martin baru-baru ini mengatakan tingkat pembuatan akan meningkat secara signifikan sepanjang tahun 2023.

“Kami terus mengambil tindakan proaktif dalam kemitraan dengan pemerintah AS, pemasok kami, dan mitra internasional kami untuk memaksimalkan efisiensi produksi, termasuk menambahkan peralatan dan sumber daya lainnya untuk memenuhi kebutuhan program saat ini dan peluang masa depan untuk F-16 produksi baru,” bunyi keterangan dari Lockheed Martin.

Beberapa negara yang tertarik mendatangkan F-16V ini antara lain Bahrain, Bulgaria, Yunani, Yordania, Korea Selatan, Slovakia, dan Taiwan, dengan beberapa masih menunggu persetujuan akhir dari kesepakatan F-16 mereka.

TNI AU sebelumnya juga mengumumkan rencana pengadaan dua skuadron melalui rencana strategis 2020-2024 pada 2019.

Namun, Indonesia dan Menhan Prabowo kemudian memilih Dassault Rafale sebagai pengganti armada Hawk yang beroperasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper