Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM Australia & PM India Beberkan Kekhawatiran Soal Ukraina

Perdana Menteri (PM) Australia dan PM India mengeluarkan pernyataan bersama terkait situasi di Ukraina.
rnValerii Zaluzhnyi, Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, berbicara pada pemakaman komandan militer Ukraina Dmytro Kotsiubaylo, juga dikenal sebagai Da Vinci, di Katedral St. Michael di Kyiv, Ukraina, pada Jumat, Maret 10, 2023. Puluhan ribu orang telah tewas dalam upaya Rusia untuk merebut kendali atas tetangganya - dan sampai saat ini sekutu sejarah - pertempuran telah membuat lebih dari sepertiga dari 41 juta orang Ukraina mengungsi. Fotografer: Andrew Kravchenko/Bloombergrn
rnValerii Zaluzhnyi, Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, berbicara pada pemakaman komandan militer Ukraina Dmytro Kotsiubaylo, juga dikenal sebagai Da Vinci, di Katedral St. Michael di Kyiv, Ukraina, pada Jumat, Maret 10, 2023. Puluhan ribu orang telah tewas dalam upaya Rusia untuk merebut kendali atas tetangganya - dan sampai saat ini sekutu sejarah - pertempuran telah membuat lebih dari sepertiga dari 41 juta orang Ukraina mengungsi. Fotografer: Andrew Kravchenko/Bloombergrn

Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese dan PM India Narendra Modi mengungkapkan kekhawatirannya terkait kondisi Ukraina.

Albanese dan delegasi tingkat tinggi menyelesaikan kunjungan empat hari mereka di India pada Sabtu (11/3/2023). Kedua pemimpin mengadakan pertemuan tahunan pertama pada Jumat (10/3/2023) di bawah Kerja Sama Strategis Komprehensif India-Australia yang disepakati pada Juni 2020.

Dilansir dari Antara Minggu (12/3/2023), Albanese dan Modi  mengeluarkan pernyataan bersama yang berisi kekhawatiran mereka atas situasi konflik dan kemanusiaan di Ukraina.

Pernyataan yang diunggah di situs resmi perdana menteri Australia mengatakan kedua pemimpin negara itu mengulangi seruan perlunya gencatan permusuhan segera dan penyelesaian konflik secara damai.

“Konflik menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa, memperburuk kerentanan sistem ekonomi global yang sudah buruk,” ujarnya.

Australia dan India pada Sabtu (11/3/2023) sepakat memperkuat dan memperdalam hubungan di berbagai bidang seperti ekonomi, pertahanan, investasi, pendidikan, serta penelitian.

Berdasarkan 50 poin pernyataan bersama mereka, kedua pemimpin juga menyambut berlakunya Perjanjian Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan India-Australia (ECTA) pada Desember tahun lalu yang menekankan peluang untuk mendiversifikasi dan memperluas perdagangan dua arah.

Keduanya juga setuju untuk kemajuan pesat dalam negosiasi untuk menyelesaikan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif (CECA) antara kedua negara secepat mungkin.

Pernyataan itu mengatakan bahwa kedua perdana menteri menyoroti pentingnya arus perdagangan dan investasi bilateral yang kuat melalui rantai pasokan global yang terdiversifikasi, transparan, terbuka, aman, inklusif, dan dapat diprediksi.

“Dalam kasus ini, mereka menyambut inisiatif untuk memperkuat kerja sama regional melalui Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF) dan Inisiatif Ketahanan Rantai Pasokan (SCRI) antara India, Australia dan Jepang, serta memutuskan untuk lebih memperkuat kerja sama di bidang tersebut,” tulis pernyataan itu.

Kedua pemimpin juga menekankan pentingnya mempertahankan upaya untuk mengatasi perubahan iklim serta menyambut perkembangan kerjasama bilateral di bidang sains, teknologi, inovasi dan penelitian.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper