Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memaparkan hasil kunjungannya ke Tokyo dalam pertemuan Strategic Dialogue ke-8 antara Indonesia-Jepang, pada Senin (6/3/2023).
Dia menyampaikan bahwa dalam kunjungannya tersebut telah melakukan 4 pertemuan dengan beberapa pejabat penting Jepang.
Salah satu pertemuan itu antara lain, pertemuan Strategic Dialogue ke-8 antara Indonesia-Jepang, yakni pertemuan 2 Menteri Luar Negeri kedua negara.
Menlu menyampaikan bahwa Strategic Dialogue terakhir dilakukan 3 tahun yang lalu di Jakarta, yaitu tahun 2020.
"Khusus untuk tahun ini, Strategic Dialogue memiliki arti tersendiri karena bertepatan dengan perayaan 65 tahun hubungan Indonesia-Jepang, 50 tahun hubungan Asean-Jepang, bersamaan dengan Keketuaan Indonesia di Asean, dan juga Keketuaan Jepang di G7," katanya.
Berdasarkan keterangan resmi dari Kementerian Luar Negeri RI, Retno mengatakan dalam pertemuan itu ditentukan kesepakatan untuk memperkuat kemitraan dan cakupannya yang akan semakin luas.
Baca Juga
Pada pertemuan itu, dia menggarisbawahi 4 hal penting, yang pertama, pentingnya penguatan kerja sama perdagangan dan investasi, karena Jepang adalah mitra dagang terbesar ke-3 Indonesia.
"Tahun lalu, total perdagangan kedua negara melampaui angka sebelum pandemi yaitu senilai USD 42 miliar. Namun angka ini masih jauh dibanding total perdagangan dengan negara Asia Timur lainnya," lanjutnya.
Dia menekankan pentingnya kedua negara untuk segera menyelesaikan Protokol Amandemen dari Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), guna mengatasi hambatan perdagangan dan memperluas akses produk unggulan kedua negara.
Selain itu, Menlu Retno juga mengatakan telah melakukan beberapa kerjasama potensial antara lain pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, di mana Jepang dapat memberikan dukungan finansial, tenaga ahli, dan juga transfer teknologi.
Adapun dalam konteks kerja sama investasi, pekan lalu Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi juga baru saja melakukan serangkaian pertemuan dengan mitranya di Jepang.
Dia menyatakan bahwa beberapa isu yang dibahas Menhub Budi itu kemudian dia ulang kembali dalam pertemuan Strategic Dialogue dengan Menlu Jepang, Hayashi Yoshimasa.
"Upaya untuk mengejar pemenuhan target kapasitas terminal mobil dengan 600.000 mobil per tahun pada 2024 dan juga pelabuhan kontainer dengan kapasitas 525.000 TEUs pada tahun 2023 untuk pelabuhan Patimban. Pembahasan untuk pembangunan Pelabuhan Patimban fase ke-2 juga sedang dilakukan," katanya.
Selain itu, Retno juga menyampaikan hasil pembahasan Menhub pada pekan lalu, yaitu kerjasama pembangunan MRT di mana saat ini sedang dilakukan proses bidding untuk MRT Paket Pekerjaan CP 205 yang akan berakhir waktu biddingnya pada 13 April 2023.
"Terkait dengan proyek MRT Jakarta East-West, saat ini sedang dilakukan finalisasi kajian untuk basic engineering design terhadap fase 1-1 dengan target penyelesaian pada akhir 2023," lanjutnya.
Dia mengatakan bahwa saat ini sedang melakukan kajian untuk menentukan kerangka institusi dan juga skema implementasi proyek.
Kedua, hal yang Menlu Retno sampaikan pada saat Strategic Dialogue adalah pentingnya kerja sama transisi energi.
Dia menyatakan bahwa 3 hari yang lalu sebelum dilakukan Strategic Dialogue, Menteri ESDM RI, Arifin Tasrif juga telah melakukan pertemuan dengan mitra kerjanya di Tokyo.
"12 MOU telah ditandatangani, antara lain terkait dengan transisi energi, dekarbonisasi, energi terbarukan, teknologi daur ulang karbon, geothermal, serta green hydrogen dan ammonia," katanya.
Ketiga, Menlu Retno membahas mengenai kerja sama pengembangan SDM. Jepang adalah negara yang memiliki keunggulan di bidang teknologi serta menawarkan banyak beasiswa dan pendidikan vokasi.
"Kedua negara dapat bekerja sama untuk mengoptimalkan bonus demografi yang dimiliki Indonesia. Saya sampaikan Indonesia siap mendukung keperluan tenaga kerja yang tinggi di Jepang. Untuk itu, saya harapkan dukungan Jepang untuk meningkatkan kapasitas dan akses bagi tenaga kerja ahli Indonesia melalui peningkatan pelatihan bahasa Jepang di berbagai Balai Latihan Kerja atau BLK di Indonesia," katanya.
Menurutnya, kerja sama pengembangan SDM ini juga perlu diarahkan untuk mendukung pengembangan ekonomi kreatif dan digital, khususnya pada industri gaming dan pasar digital.
"Saya tekankan bahwa ekonomi digital harus dapat mentransformasi ekonomi dan memberdayakan masyarakat," tambahnya.
Keempat, Retno membahas dengan Menlu Jepang terkait penguatan kerja sama hukum, pertahanan dan keamanan.
Dia menyampaikan bahwa peningkatan kemitraan strategis harus disertai dengan kerja sama yang lebih intensif di bidang hukum, maritim, pertahanan, dan keamanan.
Menurutnya, kedua negara telah memiliki fondasi kerja sama yang kokoh seperti partisipasi Jepang pada latihan bersama Garuda Shield dan implementasi perjanjian kerja sama transfer teknologi dan industri pertahanan.
"Kerja sama ini perlu terus dijalankan dan diperluas agar semakin intensif. Di bidang hukum saya tegaskan urgensi pembentukan perjanjian Mutual Legal Assistance untuk memfasilitasi kerja sama mengatasi kejahatan transnasional," lanjutnya.
Selain itu, Menlu Retno mengatakan terkait dengan kerja sama maritim, Indonesia menyambut baik penyerahan 2 kapal pengawas perikanan untuk tahun ini, dan kelanjutan pembangunan 6 Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu, termasuk pengembangan pasar ikan taraf internasional di pulau-pulau terluar Indonesia.