Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

19 Anak Tewas Akibat Obat Batuk Sirop, Polisi India Tangkap 3 Karyawan Marion Biotech

Polisi India menangkap tiga karyawan perusahaan farmasi Marion yang obat batuk siropnya dikaitkan dengan kematian 19 anak di Uzbekistan.
Ilustrasi anak minum obat sirup cair/Freepik
Ilustrasi anak minum obat sirup cair/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Polisi India menangkap tiga karyawan sebuah perusahaan farmasi yang obat batuk siropnya dikaitkan dengan kematian 19 anak di Uzbekistan.

Melansir Reuters, Sabtu (4/3/2023), ketiganya ditangkap setelah dilakukan tes oleh laboratorium pemerintah India menemukan 22 sampel obat Marion Biotech Pvt Ltd, yang berbasis di dekat New Delhi, "dipalsukan dan palsu," menurut dokumen polisi.

Polisi mengatakan mereka menangkap kepala operasi Marion dan dua ahli kimia atas dasar pengaduan yang diterima oleh seorang inspektur Organisasi Pengawasan Standar Obat-Obatan Pusat (CDSCO), yang menyelidiki perusahaan tersebut sebanyak tiga kali pada bulan Desember dan sekali pada bulan Januari.

"Obat palsu dapat menyebabkan dampak yang parah bagi publik dan diduga materi/catatan terkait obat itu dibuang," kata Inspektur Obat CDSCO Asheesh Kaundal dalam pengaduannya.

Dua direktur Marion "berada di luar negeri dan akan ditangkap segera setelah mereka mendarat di India," kata pejabat polisi senior Ram Badan Singh kepada Reuters.

Uzbekistan pada bulan Desember mengatakan sejumlah anak meninggal setelah mengonsumsi sirop obat batuk Marion. India menghentikan produksi Marion segera setelah kejadian itu.

Analisis oleh Kementerian Kesehatan Uzbekistan menunjukkan sirop Ambronol dan DOK-1 Max, mengandung racun etilen glikol.

Sirop diberikan dalam dosis yang lebih tinggi dari standar untuk anak-anak. Para orangtua menganggap sirop itu sebagai obat batuk/flu dan diberikan kepada anaknya atau atas saran apoteker menurut analisis.

Racun yang sama ditemukan dalam sirop obat batuk yang diekspor ke Gambia oleh perusahaan India lainnya, Maiden Pharmaceuticals.

India pada bulan Oktober menangguhkan produksi Maiden karena melanggar standar manufaktur setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan empat sirop obat batuknya mungkin telah membunuh puluhan anak di Gambia.

Perusahaan tersebut membantah bahwa obat-obatannya menjadi penyebab kematian di Gambia dan tes oleh laboratorium pemerintah India menemukan tidak ada racun di dalamnya.

Pengadilan India bulan lalu menghukum dua eksekutif Maiden selama dua setengah tahun penjara karena mengekspor obat-obatan murah ke Vietnam satu dekade lalu.

Kematian di Gambia dan Uzbekistan telah merusak citra industri farmasi India senilai US$41 miliar yang dikenal sebagai "apotek dunia".

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper