Bisnis.com, JAKARTA - Pemilik Susi Air, Susi Pudjiastuti meminta maaf kepada warga Papua karena penerbangan Susi Air terganggu 70 persen usai peristiwa penyanderaan pilot, Philip Mark Mehrtens.
Susi menjelaskan bahwa peristiwa tersebut membuat jumlah penerbangan Susi Air anjlok dari semula 30-40 penerbangan dalam sehari, saat ini hanya melayani 5-15 penerbangan.
“Kalau porter terbang satu hari 30-40 flight berarti sudah lebih dari 25 flight terhenti. Tentu itu menggangu kegiatan dan suplai logistik bagi masyarakat Papua khususnya yang berada di pegunungan,” ucap Susi dalam konferensi pers, Rabu (1/3/2023).
Susi kembali meminta maaf karena intensitas penerbangan yang menurun, Susi Air tidak dapat melayani warga Papua secara maksimal.
“Jadi kami mohon maaf saya sebagai pemilik dan perintis Susi Air, tahun 2006 kita masuk Papua, sekarang ini ya tidak bisa melayani lagi,” katanya.
Susi mengungkap alasan penurunan peforma penerbangan Susi Air di Papua. Pertama, jumlah armada yang berkurang. Sebelum pembakaran pesawat dengan pilot Phillp Mark Mehrtens, Susi Air juga sempat kehilangan pesawatnya pada tahun lalu.
Baca Juga
Kedua, kepercayaan dari pilot atau porter dari Susi Air untuk kembali terbang ke wilayah pegunungan juga bakal lebih sulit jika penyelesain kasus kapten Phillip berjalan pelik.
Ketiga, Susi menuturkan bahwa harus adanya kesadaran oleh pihak pemerintah Papua, tokoh masyarakat Papua, hingga kelompok kriminal bersenjata (KKB) agar lebih mengedepankan kepentingan masyarakat di atas segalanya.
“Kepentingan masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan pokoknya dan akses transportasinya itu adalah hak hak kemanusiaan yang tidak bisa dihilangkan begitu saja,” tutur Susi.
Diketahui, sudah hampir 22 hari kejadian pembakaran pesawat dan penyanderaan kapten Susi Air, Phillips Marks Mehrtens oleh KKB di Bandara Paro, Nduga, Papua.
Sampai saat ini pihak kepolisian dan TNI masih bekerja keras guna menyelematkan pilot tersebut dari penyanderaan yang dilakukan oleh KKB tersebut.