Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korban Tewas Gempa Turki Tembus 50.000 Jiwa

Lebih dari 50.000 korban tewas dalam gempa Turki - Suriah hingga saat ini yang tercatat
Warga mencari korban selamat di unit perawatan intensif rumah sakit negara Iskenderun yang runtuh setelah gempa bumi di Iskenderun, distrik Hatay, Turki, Selasa (7/2/2023). REUTERS/Benoit Tessier
Warga mencari korban selamat di unit perawatan intensif rumah sakit negara Iskenderun yang runtuh setelah gempa bumi di Iskenderun, distrik Hatay, Turki, Selasa (7/2/2023). REUTERS/Benoit Tessier

Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah orang yang tewas akibat gempa bumi yang melanda Turki dan Suriah awal bulan ini kini telah melewati 50.000, menurut angka terbaru dari kedua negara.

Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) Turki mengatakan 44.218 orang tewas akibat gempa bumi, sementara jumlah korban tewas terakhir yang diumumkan di Suriah adalah 5.914.

Korban tewas itu akibat gempa bumi pertama pada 6 Februari yang melanda Turki tenggara dan Suriah utara berkekuatan 7,7 dan yang kedua, berkekuatan 7,6. Wilayah tersebut telah diguncang oleh lebih dari 9.000 gempa susulan sejak itu.

Hampir 240.000 pekerja penyelamat, termasuk sukarelawan, terus bekerja di 11 provinsi yang dilanda gempa di Turki.

Belum ada laporan korban selamat yang diselamatkan dalam beberapa hari terakhir.

Hampir 530.000 orang telah dievakuasi dari daerah bencana di Turki dan pemerintah Turki mengatakan bahwa sejauh ini 173.000 bangunan tercatat runtuh atau rusak parah, dengan lebih dari 1,9 juta orang mengungsi di tempat penampungan sementara atau hotel dan fasilitas umum.

Sekitar 20 juta orang di Turki terkena dampak gempa, sementara PBB memperkirakan 8,8 juta orang terkena dampak di Suriah.

Banyak orang yang selamat telah meninggalkan bagian selatan Turki yang dilanda gempa atau menetap di tenda, rumah kontainer, dan akomodasi lain yang disponsori pemerintah.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berjanji untuk membangun kembali rumah dalam waktu satu tahun, meskipun para ahli mengatakan pihak berwenang harus mengutamakan keselamatan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper