Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Rusia Vs Ukraina, China Tuding AS Tambah Bahan Bakar ke Api

China membantah AS yang menuding negaranya akan mempersenjatai Rusia dalam perang melawan Ukraina.
Ilustrasi Bisnis.com
Ilustrasi Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - China membantah klaim pihak Amerika Serikat (AS) yang menuding negaranya akan mempersenjatai Rusia dalam perang melawan Ukraina, pada Senin (20/2/2023). 

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan sebelumnya bahwa China sedang mempertimbangkan untuk memberikan dukungan ke Rusia mulai dari amunisi hingga senjata, pada Minggu (19/2/2023). 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin berupaya menanggapi saat ditanya tentang klaim AS tersebut, pada Senin (20/2/2023). 

"Amerika Serikat dan bukan China yang tanpa henti mengirim senjata ke medan perang," katanya, seperti dilansir dari CNA, Selasa (21/2/2023). 

Wenbin mendesak AS untuk berbuat lebih banyak untuk meringankan situasi perang di Ukraina, dan menyerukan perdamaian dengan dialog. 

"Kami mendesak Amerika Serikat untuk dengan sungguh-sungguh merenungkan tindakannya sendiri, dan berbuat lebih banyak untuk meringankan situasi, mempromosikan perdamaian dan dialog, serta berhenti mengalihkan kesalahan dan menyebarkan informasi palsu," lanjutnya. 

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa serangan Rusia di Ukraina adalah masalah sensitif bagi China, yang telah berusaha memposisikan netral sambil menawarkan dukungan diplomatik kepada sekutu strategisnya, Rusia.

"Jelas bagi komunitas internasional siapa yang menyerukan dialog dan berjuang untuk perdamaian, dan siapa yang menambah bahan bakar ke api dan mendorong oposisi," tambahnya. 

Pada Sabtu (18/2/2023), China mengatakan akan menerbitkan proposal pekan ini untuk menemukan solusi politik untuk krisis Ukraina, dengan diplomat top Beijing mengatakan pada konferensi bahwa negara itu mengedepankan dialog. 

Diplomat top China, Wang Yi mengatakan dalam Konferensi Keamanan Munich bahwa China menentang serangan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir, menentang penggunaan senjata biokimia dan bersedia bekerja sama dengan semua pihak. 

Kemudian, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell memperingatkan China agar tidak memberikan senjata ke Rusia untuk perangnya di Ukraina. Dia mengatakan dan memberi tahu Wang Yi bahwa pihaknya akan tetap waspada meski China tidak berencana melakukannya. 

"Bagi kami, itu akan menjadi garis merah dalam hubungan kami. Dia mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak akan melakukannya, bahwa mereka tidak berencana melakukannya. Tapi kami akan tetap waspada," katanya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper