Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ukraina Klaim Berhasil Bikin Rugi Pasukan Rusia di Donbas Timur

Ukraina mengklaim telah menyebabkan kerugian yang sangat signifikan pada pasukan militer Rusia yang berada di sekitar Kota Vuhledar, Donbas Timur. 
Gumpalan asap mengepul dari serangan Rusia selama gencatan senjata 36 jam atas Natal Ortodoks yang diumumkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, saat serangan Rusia terhadap Ukraina berlanjut, dari garis depan Kota Bakhmut di Donbas, Ukraina, 7 Januari 2023. REUTERS/Clodagh Kilcoyne / File Foto
Gumpalan asap mengepul dari serangan Rusia selama gencatan senjata 36 jam atas Natal Ortodoks yang diumumkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, saat serangan Rusia terhadap Ukraina berlanjut, dari garis depan Kota Bakhmut di Donbas, Ukraina, 7 Januari 2023. REUTERS/Clodagh Kilcoyne / File Foto

Bisnis.com, JAKARTA - Ukraina mengklaim telah menyebabkan kerugian yang sangat signifikan pada pasukan militer Rusia yang berada di sekitar Kota Vuhledar, Donbas Timur. 

Menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, sejumlah kota yang mengalami kerugian terbesar adalah Donbas, Bakhmut, Vuhledar, Marinka, Kreminna

"Situasinya sangat rumit dan kami berperang, menghancurkan penjajah dan menimbulkan kerugian yang sangat signifikan di Rusia," ujarnya dikutip dari ABC News, Senin (20/2/2023). 

Adapun, keberhasilan kali ini disebut-sebut sebagai kesempatan Ukraina untuk segera mengakhiri perang dengan Rusia. Pasalnya, bukan hanya di wilayah timur Donbas, Zelenskyy menyebutkan bahwa pihaknya juga berhasil mengendalikan pertempuran yang terjadi di beberapa wilayah seperti di dekat pelabuhan Laut Hitam Odesa dan wilayah tengah Zaporizhzhia

Zelensky mengklaim, tentara Ukraina bahkan masih dapat mempertahankan sisa wilayah Zaporizhzhia meski sebagian wilayahnya telah dikendalikan oleh pasukan Rusia. 

"Tentu saja masalah militer dan detail intelijen bukanlah sesuatu yang bisa dibagikan ke semua orang, tapi saya ingin orang memiliki prediktabilitas dan perasaan bahwa Ukraina sedang menuju ke tujuannya," jelasnya.  

Seperti diketahui, invasi Rusia ke Ukraina akan genap satu tahun pada 24 Februari 2023. Pertumpahan darah yang terjadi antara kedua negara itu telah menewaskan setidaknya 7.199 warga sipil Ukraina. 

Selain korban tewas, Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) juga melaporkan 11.756 korban luka-luka yang tercatat hingga 12 Februari 2023. 

Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah karena negeri beruang putih itu dikabarkan akan mengirimkan serangan besar-besaran ke Ukraina pada 24 Februari mendatang. 

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan, Rusia diprediksikan akan mengirimkan sekitar 500.000 tentara wajib militer di wilayah perbatasan. Jumlah tersebut naik hampir dua kali lipat dari jumlah sebelumnya yang berjumlah sebanyak 300.000 personel. 

"Kami tidak bisa meremehkan musuh kami, mereka mengumumkan 300.000 tentara tetapi ketika kami melihat pasukan di perbatasan, menurut penilaian kami jumlahnya jauh lebih banyak," ungkapnya kepada media Prancis seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (18/2/2023). 

Otoritas keamanan Ukraina memperkirakan, serangan yang diluncurkan pada 24 Februari akan dipusatkan di dua wilayah, yakni bagian timur dan selatan Ukraina. 

Mereka menyebut pasukan Rusia bahkan telah diminta untuk melakukan penyerangan di luar perbatasan wilayah timur Donetsk dan Luhansk. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper