Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setahun Perang, Orang Rusia di Georgia Hidup Tidak Tenang

Warga Rusia yang meninggalkan negaranya karena perang dengan Ukraina kerap dicurigai warga Georgia.
Warga negara dan guru Georgia Miriam Nozadze memimpin pelajaran bahasa Georgia untuk orang buangan Rusia di Tbilisi, Georgia, 15 Februari 2023. REUTERS/Irakli Gedenidze
Warga negara dan guru Georgia Miriam Nozadze memimpin pelajaran bahasa Georgia untuk orang buangan Rusia di Tbilisi, Georgia, 15 Februari 2023. REUTERS/Irakli Gedenidze

Bisnis.com, JAKARTA - Hari pertama invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, seorang warga Kota Moskow Nikolai Kireev duduk bersama putranya yang berusia tiga tahun. Dia menangis ketika membaca berita invasi itu.

"Malam itu saya memutuskan, sudah jelas kami harus meninggalkan negara itu secepat mungkin," ujar Kireev dalam sebuah wawancara di rumah barunya di Kota Tbilisi, Georgia, tempat dia membuka toko buku yang ditujukan untuk orang buangan Rusia, dikutip dari Reuters, Kamis (16/2/2023).

Kireev merupakan salah satu dari ratusan ribu warga Rusia yang pindah ke Georgia setelah invasi dan pengumuman "mobilisasi parsial" di Rusia pada September 2022.

Menurut data Kementerian Dalam Negeri Georgia, ada 112.000 orang Rusia berada di negara yang berpenduduk 3,7 juta jiwa itu, per 1 November 2022.

Para imigran itu mendapat sambutan beragam di negara yang memiliki ikatan sejarah panjang dengan tetangga Rusia itu.

Memang, Georgia dan Rusia sempat menghabiskan hampir dua abad sebagai bagian dari Kekaisaran Rusia dan Uni Soviet. Banyak orang Georgia memandang para imigran Rusia dengan curiga. Lonjakan biaya perumahan di Tbilisi, yang dipengaruhi oleh kehadiran imigran Rusia memperburuk keadaan.

"Mereka bukan teman kita, mereka musuh kita. Tapi mereka berbisnis di sini, dan ingin minum bersama kita. Aneh," kata Lado Kikinadze, seorang mahasiswa Georgia berusia 29 tahun.

Memang, opini publik di Georgia sangat pro-Ukraina. Grafiti anti-Rusia ada di mana-mana sepanjang jalanan Tbilisi. Partai oposisi juga menyerukan pembatasan jumlah kedatangan warga Rusia.

Halaman Selanjutnya
Sangat Tak Ramah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper