Bisnis.com, JAKARTA - KBRI Damaskus memastikan bahwa tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) di Suriah yang menjadi korban gempa bumi M 7,8 pada Senin (6/2/2023).
Dubes RI untuk Suriah, Wajid Fauzi yang memimpin tim KBRI Damaskus telah kembali ke lokasi gempa di Suriah pada Minggu (12/2/2023) hingga hari ini, Rabu (15/2/2023) untuk mencari informasi lebih lanjut kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban gempa.
Namun, sampai hari ini, Rabu (15/2/2023), pihaknya mengatakan tidak menemukan WNI yang menjadi korban gempa bumi di Suriah. "Hingga saat ini tidak ada warga atau masyarakat Indonesia yang menjadi korban gempa di Suriah," katanya.
Pada kunjungan tersebut, Dubes Wajid bertemu dengan Gubernur Latakia, Amer Ismail Hilal, dan Gubernur Aleppo, Gen Hussain Diab.
Pihaknya menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam dan berdoa bagi pemulihan para korban dan pembangunan kembali Suriah.
Selain itu, Dubes Wajid mengatakan bahwa tim mendatangi 2 wilayah yang mengalami dampak paling parah akibat gempa di Suriah, yakni Latakia dan Aleppo.
Baca Juga
Melansir dari laman Kementerian Luar Negeri RI, bahwa tim berkoordinasi dengan narabuhung, Maher Slebi, dan di Aleppo Muhammad Akra.
Sejak hari pertama setelah terjadinya gempa Turki, tim yang ke lokasi secara intensif melakukan penelusuran keberadaan WNI di rumah sakit, penampungan korban dan melalui kantor pemerintahan.
Sedangkan di Aleppo, Dubes Wajid juga bertemu dengan 3 PMI yaitu Haryati Karim, Wagiati, dan Dewi Rahayu. Ketiganya dalam keadaan baik meskipun sempat merasakan ketakutan karena gempa.
Tim membawa ketiga PMI tersebut ke Damaskus, Selasa (14/2/2023) untuk selanjutnya dipulangkan ke Indonesia, seperti dilansir dari laman resmi Kemlu RI.
Pada kesempatan yang sama, tim juga menyalurkan bantuan kemanusiaan hasil penggalangan donasi yang dilakukan oleh KBRI Damaskus bersama dengan diaspora WNI dan PPI Suriah kepada masyarakat terdampak gempa.
Bantuan telah disalurkan ke lokasi penampungan korban bencana di Latakia, yaitu di Albassel Sport Club yang menampung sekitar 350 warga terdampak, dan 3 sekolah pada Minggu (12/02/2023), dan di sekolah Yahya Alheneni di Aleppo pada Senin (13/2/2023).
Atas bantuan itu, Gubernur Latakia dan Aleppo menyampaikan ucapan terima kasih atas simpati dan bantuan yang diberikan tersebut.
Diketahui, Suriah belum keluar dari dampak perang yang melanda negaranya dan masih dalam status embargo oleh negara-negara Barat, sehingga gempa kali ini menjadi pukulan berat bagi kehidupan masyarakat Suriah.