Bisnis.com, SOLO - WHO mengklaim bahwa gempa bumi yang terjadi di Turki menjadi yang paling buruk dalam sejarah Eropa dalam 100 tahun ini.
"Kita menyaksikan bencana alam terburuk di WHO kawasan Eropa selama satu abad ini dan kami masih mempelajari besarnya," kata Direktur Regional WHO Eropa Hans Kluge dalam konferensi pers pada Selasa (14/2/2023).
Hans mengatakan bahwa WHO mulai mengerahkan tim medis darurat terbesar dalam 75 tahun sejarah di Eropa.
Gempa berkekuatan 7,8 SR, diikuti gempa susulan besar terjadi pada awal Februari 2023. Akibatnya, hampir 40.000 orang di Turki dan negara tetangganya Suriah menjadi korban meninggal.
Angka tersebut melewati jumlah korban jiwa pada 1999 silam sebanyak 17.000 orang, bahkan melewati angka korban pada 1939 atau 84 tahun lalu yang mencapai 33.000 korban.
Bahkan, diprediksi angka kematian bisa mencapai 56.000 orang, atau hampir dua kali lipat dari gempa mematikan tahun 1939 lalu. Dan lebih dari 1 juta orang kehilangan tempat tinggal akibat bangunan runtuh.
Baca Juga
Kondisi buruk di Turki ini juga dikonfirmasi oleh Wakil Sekjen PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Martin Griffiths.
"Apa yang paling mencolok di sini, bahkan di Aleppo, yang telah menderita begitu banyak selama bertahun-tahun, saat ini adalah yang terburuk yang dialami orang-orang ini," katanya, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (14/2/2023).
Kondisi buruk akibat gempa Turki ini pun disebut sangat parah karena adanya laporan jalanan terbelah menjadi dua.
Bahkan banyak lubang bermunculan akibat tanah terbelah, salah satunya di Taman Aydinbaba,
wilayah Gaziantep.