Perjanjian Politik Anies-Prabowo
Awalnya, isu yang tersebar bukan terkait utang-piutang melainkan terkait perjanjian politik antara Anies dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto jelang Pilpres 2019.
Disebut-sebut, Anies tak akan maju di ajang pilpres, jika lawannya adalah Prabowo. Sebagai informasi, saat ini Anies sudah memegang tiket maju di Pilpres 2024 setelah didukung oleh Partai NasDem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sementara itu, Partai Gerindra sudah memutuskan untuk kembali mengusung Prabowo jadi capres pada Pilpres 2024. Gerindra juga sudah berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Artinya, Anies dan Prabowo kemungkinan akan jadi lawan dalam ajang Pilpres 2024.
Politisi NasDem Akbar Faizal kemudian mengundang pasangan duet Anies di Pilkada DKI 2017, Sandiaga Uno, untuk jadi bintang tamu di salah satu podcast-nya.
Akbar menanyakan soal isu terkait perjanjian politik antara Anies dan Prabowo itu.
Sandi, yang saat ini juga menjabat jadi Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, membenarkan adanya perjanjian itu.
"[Perjanjian politik itu] termasuk juga berkaitan dengan, karena itu kan di awal koalisi dan di awal penentuan pasangan calon, jadi juga melingkupi tahapan-tahapan ke depan. Jadi, saat itu saya sendiri tidak pegang copy-nya. Kalau tidak salah ada di brankasnya Pak Fadli apa Pak Prabowo," ujar Sandiaga di kanal YouTube Akbar Faizal Unconsored, Sabtu (27/1/2023).