Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membenarkan peningkatan jumlah kasus campak di Indonesia pada 2022 hingga 32 kali lipat dari total kasus yang dilaporkan pada 2021.
"Campak memang ada kenaikan, dari biasanya 100 hingga 200 per tahun, pada 2022 jadi sekitar 3.400-an kasus," terang Budi ketika ditemui di Gedung A.A. Maramis, Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Dia menyebut, bahwa pandemi Covid-19 sebagai salah satu alasan kembali merebaknya kasus campak di Indonesia.
Pandemi Covid-19 berdampak pada menurunnya jumlah masyarakat yang melakukan imunisasi rutin. Salah satunya vaksinasi campak.
Menurutnya, pemberian vaksin Covid-19 yang menjadi fokus utama pemerintah itu membuat banyak pihak lupa akan kepentingan untuk menerima berbagai jenis vaksin lainnya.
"Sama seperti polio, karena kita semua sibuk sama vaksinasi Covid-19, vaksinasi yang lain ketinggalan. Orang yang divaksinasi itu-itu saja, puskesmasnya juga itu-itu saja," ujar Budi.
Baca Juga
Dia menyebut, pihaknya berkomitmen meningkatkan cakupan vaksinasi campak di Indonesia setelah Covid-19 berhasil dikendalikan.
Salah satu cara menggencarkan pemberian vaksin campak dengan menyelenggarakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada Juli-Agustus 2022.
Sebelumnya, Kemenkes mengatakan terdapat 55 kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi di 34 kabupaten/kota di Indonesia, yang tersebar dari Sumatera hingga Papua.
Adapun suatu wilayah dapat dinyatakan dan ditetapkan sebagai KLB bila memiliki minimal 5 kasus campak.
"Sepanjang 2022, sudah ada 12 provinsi yang mengeluarkan pernyataan KLB yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Terdapat 55 KLB di 34 kabupaten/kota," ujar Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kemenkes Prima Yosephine dikutip dari kanal YouTube Kementerian Kesehatan, Kamis (26/1/2023).
Dia menyampaikan, kasus campak yang terkonfirmasi pada 2022 memang sebagian besarnya ditemukan pada mereka yang belum melakukan imunisasi.
Dari total 3.341 kasus, sekitar 58 persen pasien diketahui belum pernah diimunisasi.
"Hanya terdapat 7 persen kasus yang sudah mendapat 2 dosis atau lebih imunisasi campak-rubela dan terdapat 5 persen kasus yang mendapat 1 dosis imunisasi campak-rubela," tuturnya.