Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Bulgaria, Rumen Radev mengatakan bahwa bantuan militer yang sedang berlangsung ke Ukraina dapat memicu konflik global.
Dia mengatakannya dalam sebuah wawancara dengan Radio Darik, dan pihaknya mendesak negara-negara untuk tidak mengirim senjata ke Kyiv, Ukraina.
"Memasok senjata (ke Kyiv) berarti kita memadamkan api dengan bensin, berarti mengakui bahwa akan ada lebih banyak korban lagi," katanya.
Pihaknya menekankan bahwa nilai tertinggi dari segalanya ialah perdamaian dan kehidupan manusia. "Nilai tertinggi adalah perdamaian dan kehidupan manusia," lanjutnya, seperti dilansir dari TASS, Minggu (22/1/2023).
Lebih lanjut, Radev mengatakan bahwa bantuan militer ke Kyiv menyiratkan adanya kesepakatan bahwa konflik harus diperjuangkan sampai salah satu pihak benar-benar dikalahkan.
Menurutnya, secara bertahap hal itu akan menarik negara yang memasok senjata ke dalam konflik global, dan kemungkinan adanya penghancuran dengan penggunaan nuklir.
Baca Juga
Radev menekankan bahwa negaranya seharusnya tidak mengirim senjata ke Ukraina yang dapat menyulut dalam konflik tersebut.
"Tugas saya sebagai presiden adalah berpikir dan menunjukkan solidaritas dengan mayoritas rakyat Bulgaria," katanya.
Dia menyatakan bahwa negara mungkin tak apa jika kekurangan senjata, tetapi jika kekurangan orang di masa depan, itu berbahaya dan harus dicegah dari sekarang.
"Sekarang kita kekurangan senjata, tetapi jika kita kekurangan orang suatu hari nanti, apa yang harus kita lakukan?" lanjut Radev.
Adapun dia mengingatkan bahwa konflik militer kini semakin keras, hingga memperluas jangkauannya dan menyebabkan kelelahan, serta bencana ekonomi global, yang sudah dialami oleh orang Eropa.