Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uni Eropa Tawarkan Bantuan ke China untuk Hadapi Krisis Covid-19

Uni Eropa mengatakan pada Selasa (3/1/2023) bahwa pihaknya telah menawarkan bantuan ke China untuk menangani krisis Covid-19.
Salah satu warga negara China berjalan di taman dengan tetap memakai masker seiring meningkatkan kasus Covid-19 di negara tersebut. / Bloomberg.
Salah satu warga negara China berjalan di taman dengan tetap memakai masker seiring meningkatkan kasus Covid-19 di negara tersebut. / Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Uni Eropa mengatakan pada Selasa (3/1/2023) bahwa pihaknya telah menawarkan bantuan ke China untuk menangani krisis Covid-19.

Bantuan yang ditawarkan tersebut termasuk donasi vaksin. Uni Eropa juga berupaya mengkoordinasi pihak berwenang yang harus memeriksa penumpang yang masuk dari China untuk setiap varian baru.

Beberapa negara anggota Uni Eropa mengumumkan upaya untuk mengantisipasi masuknya Covid-19 dari China selama sepekan terakhir. Adapun pada saat yang sama, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa UE bersikeras menyatakan bahwa situasi di China tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap kesehatan secara keseluruhan.

“Varian yang beredar di China sudah beredar di UE, dan dengan demikian tidak menantang respons kekebalan” kata warga UE, merujuk dari studi dampak terbaru yang diterbitkan pada Selasa.

Akan tetapi, para ahli medis dari negara-negara anggota UE telah mempersiapkan tindakan potensial yang akan diambil oleh pertemuan Penanggulangan Krisis Politik Terpadu pada hari Rabu (4/1) di mana tindakan di seluruh UE terkait persyaratan masuk dapat diputuskan.

"Wisatawan dari China perlu bersiap untuk keputusan yang diambil dalam waktu singkat," kata pihak Swedia, yang memegang kepresidenan Uni Eropa (UE).

Adapun Komisi Eropa mengatakan pada Selasa (3/1) bahwa selama beberapa hari terakhir UE telah menghubungi Beijing untuk menawarkan bantuan, termasuk keahlian, informasi medis, dan donasi vaksin. 

Selama sepekan terakhir, negara-negara UE bereaksi dalam rangkaian tindakan nasional terhadap krisis di China, mengabaikan komitmen sebelumnya untuk bertindak dalam persatuan.

Adapun Italia adalah anggota UE pertama yang mewajibkan tes virus corona untuk penumpang pesawat yang datang dari China, seperti dilansir dari CNA, Rabu.

Akan tetapi, beberapa negara lain mengatakan tindakan seperti itu mungkin bukan pilihan terbaik untuk melindungi populasi lokal, karena varian baru yang sekarang datang dari China sudah ada di Eropa. Prancis, Spanyol, dan Italia telah mengumumkan langkah-langkah independen untuk menerapkan pembatasan Covid-19 yang lebih ketat bagi penumpang yang datang dari Tiongkok.

Pemerintah Prancis mewajibkan tes negatif corona dan mendesak warga Prancis untuk menghindari perjalanan yang tidak penting ke China. Selain itu, Prancis juga memperkenalkan kembali persyaratan penggunaan masker pada penerbangan dari China ke Prancis .

Pemerintah Spanyol mengatakan akan mewajibkan semua penumpang udara yang datang dari China memiliki tes negatif corona atau bukti vaksinasi.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengumumkan persyaratan pengujian Covid-19 baru pada Rabu (4/1/2023) untuk semua pelancong dari China, bergabung dengan beberapa negara Asia yang telah memberlakukan pembatasan karena lonjakan infeksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper