Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Kecam Negara yang Terapkan Pembatasan Covid-19 bagi Pelancong dari Wilayahnya

China mengancam akan mengambil tindakan balasan yang sesuai kepada negara-negara yang mewajibkan tes Covid-19 bagi pelancorng dari wilayahnya.
Pemerintah Kota Beijing mendorong perusahaan untuk merekrut lebih banyak kurir sembari memperluas daftar putih kurir dari 5.000 menjadi 40.000 orang selama dua pekan terakhir, di tengah upaya pengendalian Covid-19 di China./Antara
Pemerintah Kota Beijing mendorong perusahaan untuk merekrut lebih banyak kurir sembari memperluas daftar putih kurir dari 5.000 menjadi 40.000 orang selama dua pekan terakhir, di tengah upaya pengendalian Covid-19 di China./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – China mengecam kebijakan negara-negara yang memberlakukan pembatasan Covid-19 bagi para pelancong dari negaranya. Pasalnya, beberapa negara yang memberlakukan pembatasan secara ketat masih terhadap penyebaran Covid-19 dari China.

"Kami percaya bahwa pembatasan masuk yang diberlakukan beberapa negara yang hanya menargetkan China tidak memiliki dasar ilmiah dan beberapa tindakan berlebihan tidak dapat diterima," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning, sebagaimana dilansir dari Bloomberg pada Selasa (3/1/2023).

Mao Ning menegaskan bahwa China menentang upaya untuk memanipulasi langkah-langkah pencegahan dan pengendalian Covid-19 untuk mencapai tujuan politik. Negeri Panda ini akan mengambil tindakan yang sesuai berdasarkan prinsip timbal balik dalam situasi yang berbeda.

"(China) memperkuat komunikasi dengan komunitas internasional dan bekerja sama untuk mengalahkan Covid-19," lanjutnya.

Seperti diketahui, Amerika Serikat (AS), Jepang, Malaysia, Korea Selatan (Korsel) dan beberapa negara lain mengharuskan pelancong dari China untuk menunjukkan tes negatif sebelum mengizinkan mereka masuk, bahkan Taiwan mengatakan akan mengkarantina pendatang dari China yang terbukti positif.

Langkah pengetatan itu diterapkan saat China menghapus kebijakan Zero Covid setelah hampir tiga tahun. Sebelumnya, kebijakan ini membuat China sangat tertutup karena mengharuskan semua pendatang untuk melakukan isolasi selama berhari-hari di hotel.

Selain itu, negara-negara lain juga khawatir dengan kurangnya transparansi pemerintah China mengenai seberapa besar penyebaran Covid-19 di sana, sehingga kekhawatiran meningkat adanya penyebaran varian virus baru.

Italia mengatakan akan mulai menguji semua pendatang dari China setelah hampir setengah dari penumpang pada dua penerbangan baru-baru ini ke Milan terkonfirmasi positif. Italia kemudian mengatakan tidak menemukan mutasi Covid-19 baru yang mengkhawatirkan di antara para pendatang dari China yang dinyatakan positif.

Covid-19 telah menjadi topik yang sensitif secara politis di China sejak pertama kali muncul di negara itu sekitar tiga tahun lalu. Bahkan, Mantan Presiden AS Donald Trump membuat marah China dengan berulang kali mengatakan Covid-19 sebagai ‘virus China’, sehingga menyebarkan teori konspirasi bahwa virus itu mungkin berasal dari laboratorium senjata biologis AS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper