Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia-Jepang Panas! Perjanjian Damai Terancam Batal

Sikap Jepang terhadap Rusia membuat perjanjian damai antara kedua negara tidak mungkin dilakukan.
Tank militer Rusia melaju di jalan dari Sevastopol ke Simferopol/Reuters
Tank militer Rusia melaju di jalan dari Sevastopol ke Simferopol/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Andrey Rudenko mengatakan bahwa Jepang secara terbuka bersikap tidak bersahabat dengan Rusia.

Adapun Rudenko menegaskan bahwa pernyataan sikap tersebut membuat perjanjian damai dengan Jepang tidak mungkin dilakukan.

"Sangat jelas bahwa tidak mungkin untuk membahas penandatanganan dokumen (perjanjian damai) semacam itu dengan negara yang secara terbuka bersikap tidak bersahabat dan mengambil kebebasan untuk menyampaikan ancaman langsung terhadap negara kita," katanya. 

Rudenko menegaskan bahwa Rusia tidak melihat tanda-tanda bahwa Jepang akan merevisi kebijakannya terkait anti-Rusia, seperti dilansir dari TASS, Selasa (3/1/2023).

"Kami tidak melihat tanda-tanda bahwa Tokyo akan merevisi kebijakan anti-Rusia atau upaya apapun untuk memperbaiki situasi saat ini," lanjutnya.

Lanjutnya, Rudenko mengatakan bahwa sebelumnya Rusia telah melakukan pembicaraan dengan Jepang tentang perjanjian komprehensif penuh tentang perdamaian, persahabatan, dan bertetangga.

Pembicaraan tersebut dimaksudkan untuk menentukan pedoman terkait percepatan perkembangan seluruh hubungan antara Rusia dengan Jepang.

Akan tetapi, setelah operasi militer khusus Rusia di Ukraina, hubungan Jepang dengan Rusia menjadi tak sebaik sebelumnya.

"Dengan dimulainya operasi militer khusus di Ukraina, pemerintahan Kishida secara aktif bergabung dengan kampanye Russophobia yang diatur oleh Barat," tambahnya.

Sikap Jepang tersebut membuat hasil kerja sama yang saling menguntungkan selama bertahun-tahun dengan Rusia dipertaruhkan.

"Sehingga membongkar hasil kerja sama yang saling menguntungkan yang terakumulasi selama bertahun-tahun," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper