Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19: Beda Situasi Indonesia dan China Jelang Natal dan Tahun Baru, Tiongkok Mencekam!

Jelang Natal dan Tahun Baru, kasus Covid-19 di China menjadi perhatian baru di seluruh dunia.
Covid-19 di China semakin menggila jelang natal dan tahun baru
Covid-19 di China semakin menggila jelang natal dan tahun baru

Bisnis.com, SOLO - Jelang Natal dan Tahun baru 2023, ada perbedaan situasi di Indonesia dengan China.

Di China, beberapa rumah sakit dan tenaga kesehatan menegaskan agar masyarakat di rumah saja.

Peringatan ini diberikan setelah data menunjukkan lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut.

Rumah Sakit Shanghai Deji, memposting di akun WeChat resminya, memperkirakan ada sekitar 5,43 juta orang positif di kota itu dan setengah dari 25 juta orang di pusat komersial utama China bisa terinfeksi pada akhir tahun.

"Malam Natal, Tahun Baru, dan Tahun Baru Imlek tahun ini ditakdirkan tidak aman," kata pihak rumah sakit dilansir dari Al Arabiya.

“Dalam pertempuran tragis ini, seluruh Shanghai Raya akan jatuh, dan kami akan menginfeksi semua staf rumah sakit! Kami akan menginfeksi seluruh keluarga! Semua pasien kita akan terinfeksi! Kami tidak punya pilihan, dan kami tidak bisa melarikan diri.

Para ahli mengatakan China dapat menghadapi lebih dari satu juta kematian akibat Covid-19 tahun depan jika menyepelekan peringatan yang diberikan.

Sementara itu di Indonesia

Sementara itu di Indonesia, jelang natal dan tahun baru Satgas memastikan jika kasus Covid-19 aman terkendali.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan perkembangan kasus Covid-19 dapat dipastikan terkendali jelang libur Natal dan Tahun Baru 2023. 

Pernyataan ini mengacunpada tren penurunan Covid-19 di tanah air dalam empat minggu terakhir.

Dalam sebulan terakhirm Indonesia "hanya" mencatatkan rata-rata 1400 kasus per hari.

Jumlah tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata kasus mingguan pada akhir Oktober lalu. Pada periode tersebut, jumlah kasus positif melonjak hingga 46.000 kasus per minggunya.

"Selama 4 minggu terakhir, kasus segera mengalami penurunan signifikan kembali menjadi 10.000 kasus per minggu atau rata-rata 1.400 kasus per hari," ujar Wiku dalam konferensi pers daring, Kamis (22/12/2022).   


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper